Utusan Palestina Menangis di Forum Dewan Keamanan PBB, Ceritakan Kematian Anak-anak Gaza

Utusan Palestina Menangis di Forum Dewan Keamanan PBB, Ceritakan Kematian Anak-anak Gaza

MAKLUMAT — Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menangis saat menyampaikan pidato emosional di Dewan Keamanan PBB, yang menggambarkan penderitaan anak-anak di Gaza yang “tak tertahankan”.

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Rabu (28/5/2025) lalu, Riyad menuntut pertanggungjawaban Israel atas perang yang telah digelorakan dan massifnya korban jiwa di Gaza, Palestina.

“Sejak Israel melanggar gencatan senjata pada Maret, lebih dari 1.300 anak terbunuh dan sekitar empat ribu terluka. Mereka adalah anak-anak. Ini adalah pembantaian barbar. Anak-anak!” ucapnya dilansir Al Jazeera.

Ia juga menyoroti pemblokiran bantuan yang dilakukan Israel, yang menyebabkan dampak kelaparan massal. “Apakah beradab untuk memblokir bantuan dan membuat orang kelaparan?” Mansour bertanya kepada Danny Danon. “Jika ini beradab, apa itu barbarisme?”

Mansour menceritakan contoh terbaru, di mana seorang anak perempuan yang baru berusia enam tahun, yang lolos dari kobaran api di sekolah yang telah diubah menjadi tempat penampungan. Sebanyak 36 orang tewas di tempat tersebut, termasuk ibu dan lima saudara kandung anak itu.

Selain itu, ia juga mengecam serangan dan pemboman yang dilakukan Israel terhadap rumah seorang dokter, yang menewaskan sembilan dari 10 anak sang dokter tersebut.

Dengan suara bergetar dan terisak, Mansour mengaku teringat “gambaran ibu-ibu yang memeluk tubuh mereka yang tak bergerak, membelai rambut mereka, berbicara kepada mereka, meminta maaf kepada mereka.”

Baca Juga  Anggota Komisi VI DPR Soroti Ketersediaan dan Kemudahan Akses Pupuk Subsidi

“Tak tertahankan! Bagaimana mungkin ada orang yang bisa?” tanyanya, sembari tampak menangis tersedu dan meletakkan tangannya di dahi.

Setelah jeda beberapa menit, Mansour melanjutkan pidatonya, dengan suara yang masih bergetar, “Saya punya cucu. Saya tahu apa arti mereka bagi keluarga mereka, … Api dan kelaparan melahap anak-anak Palestina. Inilah sebabnya kami sangat marah.”

Israel Hadapi Tekanan Internasional

Pasukan Israel telah melancarkan serangan brutal ke wilayah Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina, di mana sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

Israel sendiri seolah bergeming dari sejumlah seruan internasional untuk gencatan senjata, bahkan menyatakan bakal menguasai sepenuhnya wilayah kantung tersebut.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant pada November 2024 lalu, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), atas perang yang dilancarkannya di wilayah kantung tersebut.

Kesepakatan gencatan senjata juga sempat tercapai apada pertengahan Januari 2025. Namun, Israel bergeming dan justru kembali melancarkan serangan brutal ke Gaza, bahkan ketika momentum Bulan Suci Ramadan 1446 Hijriah lalu.

Hingga kini, belum ada langkah nyata atau tindak lanjut atas surat perintah ICC maupun dakwaan kasus di ICJ. Israel masih melancarkan serangan militer dan melakukan blokade terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk.

Baca Juga  Relawan Dokter Alumni UIN Jakarta Gugur di Gaza
*) Penulis: Ubay NA

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *