Vaksin TBC Didanai Bill Gates Akan Diuji Coba di Indonesia, Ini Penjelasan Pakar Virologi UNAIR

Vaksin TBC Didanai Bill Gates Akan Diuji Coba di Indonesia, Ini Penjelasan Pakar Virologi UNAIR

MAKLUMAT — Jagat maya kembali ramai membahas rencana uji coba vaksin TBC (Tuberkulosis) yang akan dilakukan di Indonesia. Vaksin tersebut dikembangkan oleh salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Amerika Serikat dengan dukungan pendanaan dari konglomerat dunia, Bill Gates.

Indonesia dipilih sebagai lokasi uji coba karena tingginya angka kasus TBC. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus TBC terbanyak kedua di dunia.

Meski begitu, kekhawatiran masyarakat soal keamanan vaksin ini masih menjadi perbincangan. Menanggapi hal ini, Pakar Imunologi dan Virologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh, memastikan bahwa vaksin tersebut dinilai cukup aman.

“Vaksin ini berasal dari protein tertentu yang diambil dari dua macam bakteri penyebab TBC, yaitu Mycobacterium yang digabungkan. Tidak semua protein bisa digunakan untuk vaksin, hanya protein yang mampu menginduksi antibodi. Karena itu, vaksin ini disebut vaksin sub unit,” jelas Prof Fedik dilansir laman UNAIR, Selasa (20/5/2025).

Karakteristik Vaksin M72

Vaksin yang akan diuji ini bernama M72. Protein utamanya diambil dari Mycobacterium tuberculosis, yaitu antigen MTB 32A dan MTB 39A, yang kemudian dikombinasikan dengan bahan tambahan (adjuvant) untuk memperkuat respons imun.

“Agar antibodi yang dihasilkan lebih kuat, vaksin ini ditambah adjuvant berupa AS01E. Ini berasal dari pemurnian lemak dan QS21—zat dari tanaman Quilla saponaria asal Chile,” terangnya.

Baca Lainnya  Syawalan Keren Muhammadiyah Sulsel: Silaturahmi Plus Groundbreaking Gedung 13 Lantai

Vaksin sub unit seperti M72 umumnya memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan vaksin lainnya. Karena hanya menggunakan bagian tertentu dari bakteri, risiko munculnya efek samping serius menjadi lebih kecil.

Tingkat Keamanan Vaksin

Soal keamanan, Prof Fedik menegaskan bahwa vaksin ini telah melewati dua tahap uji klinis dan sejauh ini dinilai aman. Meski begitu, proses uji coba tetap harus dilakukan secara hati-hati, terutama pada orang yang belum terinfeksi TBC.

“Vaksin yang baik seharusnya tidak menimbulkan efek samping yang berat. Kalau hanya pusing, mual, atau muntah dalam persentase kecil, itu masih wajar. Tapi kalau muncul kasus luar biasa seperti kematian atau gangguan kesehatan serius, maka uji coba harus dihentikan,” tegasnya.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *