Viral Resistance Blue, Brave Pink, Hero Green, Pakar Ilmu Komunikasi UMY: Simbol Baru Gerakan Rakyat di Dunia Maya

Viral Resistance Blue, Brave Pink, Hero Green, Pakar Ilmu Komunikasi UMY: Simbol Baru Gerakan Rakyat di Dunia Maya

MAKLUMAT – Gerakan sosial di Indonesia makin kuat menyuarakan aspirasi lewat simbol visual. Warna kini tak sekadar estetika, melainkan identitas kolektif yang hidup di ruang digital maupun jalanan.

Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Fajar Junaedi, menyebut warna biru, pink, dan hijau kini punya makna baru yang lekat dengan perlawanan rakyat.

“Biru resistensi bisa ditelusuri dari visual peringatan darurat dengan latar biru tua dan garuda putih. Kini biru digunakan sebagai simbol perlawanan sekaligus harapan. Di Indonesia, istilah Resistance Blue menjadi identitas bagi mereka yang menentang ketidakadilan,” jelas Fajar dikutip dari laman Muhammadiyah, Kamis (4/9/2025).

Tak hanya biru. Pink Berani (Brave Pink) juga lahir dari aksi rakyat. Awalnya, sebuah foto ibu rumah tangga berhijab pink yang viral di tengah demonstrasi. “Pink yang semula identik dengan kelembutan dan stereotip gender, justru berubah menjadi simbol kekuatan dan keberanian. Banyak warganet mengubah foto profil dengan latar pink sebagai bentuk solidaritas,” ujarnya.

Sementara itu, peristiwa tragis meninggalnya seorang pengemudi ojek online (ojol) setelah terlindas kendaraan taktis melahirkan simbol baru: Hijau Pahlawan (Hero Green). Warna hijau dipandang sebagai lambang semangat dan pengorbanan seorang pahlawan.

“Ketiga warna ini—Resistance Blue, Brave Pink, dan Hero Green—membangun narasi visual yang kuat dalam kampanye digital. Generasi Z dan milenial dengan sadar, bahkan karena FOMO, menggunakannya sebagai identitas kolektif di dunia maya,” terang Fajar.

Baca Juga  Lakukan Sertijab, Khofifah-Emil Resmi Kembali Pimpin Jawa Timur

Ia juga mengutip riset Håkan Johansson dan Gabriella Scaramuzzino dalam New Media and Society (2022) yang membuktikan media sosial mampu memobilisasi gerakan netroots dengan cepat dan masif.

Namun, Fajar mengingatkan, kelimpahan digital ini menuntut konsistensi. “Seperti burung Phoenix, gerakan rakyat harus terus menemukan bentuk baru agar relevan. Fenomena buzzer dan influencer justru antitesis dari gerakan warganet. Karena itu, pemaknaan simbol warna ini menegaskan adanya resistensi organik yang tumbuh dari masyarakat,” pungkasnya.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *