29.1 C
Malang
Selasa, April 15, 2025
KilasWaduh! Volume Sampah Naik Usai Idulfitri

Waduh! Volume Sampah Naik Usai Idulfitri

Ketua PSLK UMM, Dr. Sukarsono, M.Si. Foto: dok.UMM

MAKLUMAT – Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyoroti tumpukan sampah usai Hari Raya Idulfitri. Parahnya sampah rumah tanggal yang paling banyak siasa makanan dan plastik kemasan.

Kepala PSLK UMM, Dr. Sukarsono, M.Si., meminta agar perayaan Idulfitri menjadi sarana kembali suci dari perilaku mengotori lingkungan. Kesadaran mengurangi limbah dengan cara mengolah agar memberi nilai manfaat bagi lingkungan dan keberlanjutan.

“Kajian kami, dominasi sampah adalah organik dan plastik kantong dan pembungkus kemasan. Volume sampah organik naik 20 persen lebih, dari volume rata-rata dari total keseluruhan. Adapun mayoritas adalah sisa makanan, sayuran, dan bahan makanan yang tidak habis,” kata Sukarsono.

Adapun sampah nonorganik, terutama plastik dari kemasan makanan dan minuman, juga naik signifikan. Minyak goreng bekas atau jelantah berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan yang juga naik signifikan.

Sulap Minyak Goreng jadi Lilin

Kondisi ini tentu sangat mengganggu dan merusak lingkungan. Selain mengotori, limbah jelantah akan menyebabkan air sungai kekurangan oksigen terlarut. Akibatnya bisa menyebabkan kematian ikan dan mikroba.

Sukarsono menegaskan minyak goreng bekas bisa menjadi lilin. Caranya cukup sederhana dan tidak perlu proses berbelit. Demikian juga membuat solar dari minyak goreng bekas atau bio-solar juga bisa memanfaatkan minyak bekas.

“Tinggal saring minyak bekas, siapkan parafin atau lilin bekas kemudian panaskan.  Masukkan minyak bekas, beri pewarna dan pewangi sesuai selera, kemudian tuangkan ke dalam cetakan gelas atau paralon, tinggal memberi sumbu dari benang kasur,” jelasnya.

Pentingnya Kompos bagi Lingkungan

Selain meningkatnya volume sampah, permasalahan lain adalah kurangnya fasilitas pengolahan. Banyak daerah yang masih mengandalkan tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa adanya pemilahan sampah sejak awal.

Hal ini menyebabkan tumpukan sampah semakin besar dan berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Nah, untuk mengatasinya, ia menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis komunitas dan individu.

“Warga juga bisa mengolah sampah organik menjadi kompos atau menjual kepada peternak sebagai pakan ternak,” ungkapnya.

Pentingnya Pengolahan Sampah

Ia juga mendorong warga menjual sampah plastik ke pemulung atau bank sampah. Warga juga bisa menjual minyak goreng bekas ke banyak perusahaan pengepul untuk bahan biodiesel.

Sukarsono juga menekankan urgensi penanganan sampah ini menjadi tanggungjawab individu dan kelompok masyarakat. Sementara pemerintah harus lebih aktif melakukan penyadaran dan menyediakan fasilitas pengolahan sampah.

Misalnya tempat pengolahan sampah terpadu dan insinerator ramah lingkungan. Selain itu, kebijakan tentang pengurangan penggunaan plastik sekali pakai juga perlu diperketat agar masyarakat terbiasa.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer