Wamen Viva Yoga Ungkap Rencana Pembangunan Pasar Ikan Modern di Batam

Wamen Viva Yoga Ungkap Rencana Pembangunan Pasar Ikan Modern di Batam

MAKLUMAT — Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menyerahkan 16 kapal berukuran 5 GT untuk 16 Kelompok Usaha Bersama (KUB) di Kawasan Barelang, Batam, Senin (1/12/2025). Ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberdayakan transmigran nelayan.

Dalam kunjungan kerjanya itu Viva sekaligus  membuka Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Pengoperasian Kapal dan Pengolahan Sumber Daya Perikanan Tangkap.Pelatihan di Pangkalan PSDKP Batam tersebut diikuti 50 transmigran nelayan. Selama empat hari, peserta mendapat materi tentang mesin kapal, navigasi, teknik penangkapan, pengolahan hasil, dan pemasaran ikan.

Viva berharap pelatihan dan bantuan kapal memberi dampak langsung pada peningkatan hasil tangkap. “Jika kebutuhan kapal masih kurang, kita bisa bersinergi dengan KKP untuk menambah,” ujar mantan Anggota Komisi IV DPR itu.

Menurut dia,  potensi kawasan Barelang berkembang jauh. Karena itu, dia menyiapkan rencana pembangunan pasar ikan modern seperti Jagalchi di Busan, Noryangjin di Seoul, atau Toyosu di Tokyo. Pasar seperti itu dapat menjual ikan segar maupun ikan hidup, dikelola dengan standar kebersihan tinggi, dan berfungsi ganda sebagai pusat kuliner serta wisata.

Rencana pengembangan pasar ikan akan melibatkan Pemerintah Kota Batam, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Transmigrasi. “Bila pasar seperti itu dibangun di Barelang, wisatawan dari Singapura dan Malaysia bisa lebih banyak datang,” tuturnya.

Baca Juga  Kembali Balas China, Kini Trump Naikkan Tarif Impor Jadi 125%

Viva Yoga menyebut seluruh program yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan transmigran nelayan menjadi prioritas dan merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. “Program ini menunjukkan negara hadir di masyarakat,” ujarnya.

Hibahkan Kapal Vietnam untuk Nelayan

Dalam kesempatan yang sama, Viva Yoga juga menyoroti keberadaan kapal-kapal sitaan asal Vietnam yang melanggar batas penangkapan ikan. Ia berharap kapal tersebut tidak ditenggelamkan, melainkan dihibahkan kepada nelayan di Batam, Rempang, dan Galang, selama prosesnya sesuai ketentuan hukum. “Sebagian sudah memiliki putusan inkracht,” katanya.

Kapal sitaan berukuran hingga 200 GT ini membutuhkan BBM besar serta awak berpengalaman. Jika nelayan lokal dinilai mampu mengoperasikannya, hibah dapat dilakukan dan kapal-kapal tersebut bisa dikelola melalui KUB atau Koperasi Merah Putih sebagai unit usaha baru. Viva Yoga memastikan dukungannya untuk proses hibah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *