MAKLUMAT — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan 11 tersangka, termasuk Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan, sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan sertifikat keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
“Penyidik telah mengantongi bukti kuat. KPK menemukan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang cukup. Perkara ini naik ke tahap penyidikan dengan menetapkan 11 orang tersangka,” tegas Ketua KPK Setyo Budiyanto dalam konferensi pers, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (22/8).
11 tersangka itu berinisial IBM, YAH, SB, AK, IEG, FRZ, HS, SKP, SUP, TEN, dan MM. Salah satunya adalah Immanuel Ebenezer atau Noel, yang langsung ditahan di rutan cabang KPK selama 20 hari ke depan.
Penetapan ini merupakan kelanjutan dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK, Rabu (20/8). Dalam operasi itu, penyidik mengamankan belasan orang serta barang bukti terkait praktik pemerasan pengurusan sertifikat K3.
Pihak Istana memastikan Presiden Prabowo Subianto sudah menerima laporan lengkap mengenai kasus tersebut. Namun, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan pemerintah belum membicarakan pengganti posisi Wamenaker. “Belum. Kan masih ada menterinya,” kata Prasetyo.
Sementara itu, di balik sertifikat yang seharusnya melindungi jutaan pekerja, tersimpan praktik transaksional. Perusahaan dipaksa membayar “tarif khusus” agar permohonan izin K3 mereka dipercepat atau tidak dipersulit. Uang haram itu diduga kemudian mengalir ke kantong pribadi Noel, terwujud dalam deretan kendaraan mewah bernilai miliaran rupiah.
Sedangkan pola pemerasan dijalankan dengan sistematis. Perusahaan yang mengajukan sertifikasi K3 sering menerima sinyal “biaya tambahan” di luar pungutan resmi.
Dari kasak kusuk yang beredar, diduga jumlahnya bervariasi mulai Rp 200 juta hingga Rp 500 juta untuk perusahaan menengah. Sedangkan Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar untuk perusahaan besar.
Hingga berita ini diturunkan, KPK belum memberi pernyataan resmi terkait jumlah tersebut. KPK menduga pemerasan yang dilakukan Wamenaker Immanuel Ebenezer atau Noel sudah lama berlangsung.
“Dugaan pemerasan sudah berlangsung lama, dan jumlahnya cukup besar, ” kata Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto kepada wartawan, Kamis (21/8).
Aliran Dana
Aliran dana hasil pemerasan itu diduga digunakan Noel membeli kendaraan mewah, di antaranya:
-Mercedes-Benz S-Class (Rp 3 miliar)
-Range Rover Vogue (Rp 4 miliar)
-BMW X5 xDrive40i (Rp 1,8 miliar)
-Jeep Wrangler Rubicon (Rp 1,3 miliar)
-Ducati Panigale V4 S (Rp 1,6 miliar)
Skema ini menimbulkan kekecewaan mendalam. Sebab, Noel selama ini dikenal sebagai aktivis yang vokal memperjuangkan hak rakyat kecil. Kini, namanya justru dikaitkan dengan pemerasan yang merugikan buruh secara tidak langsung.
Kini, skema pemerasan yang selama ini berjalan di ruang gelap mulai terbuka di meja penyidikan KPK. Mobil-mobil mewah yang jadi simbol gaya hidup pejabat, justru berubah menjadi bukti nyata bagaimana sebuah izin vital dipelintir menjadi mesin korupsi.***