Wamendag Roro: Digitalisasi UMKM Bukan Sekadar Masuk E-Commerce

Wamendag Roro: Digitalisasi UMKM Bukan Sekadar Masuk E-Commerce

MAKLUMAT — Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak hanya berarti masuk ke platform niaga elektronik. Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital harus mencakup seluruh aktivitas perdagangan, mulai dari pemasaran, pembayaran, hingga pengiriman barang.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam WhatsApp Business Summit 2025 bertema “Peranan Platform Digital untuk Pertumbuhan UMKM dan Ekonomi Digital Indonesia” yang diselenggarakan Meta Indonesia di Jakarta, Selasa (12/8/2025).

“Penyelenggaraan WhatsApp Business Summit 2025 merupakan ajang berbagi pengetahuan, inovasi, serta wadah untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan UMKM dalam memajukan perdagangan digital Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Roro menyebut, saat ini jumlah UMKM yang masuk ke platform digital diperkirakan mencapai 25 juta dari target 30 juta. Namun, proses digitalisasi UMKM masih menghadapi tantangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), baru 41,51 persen pelaku usaha yang memanfaatkan niaga elektronik pada 2023, dengan konsentrasi terbesar berada di Pulau Jawa dan Sumatra.

Ia memaparkan, Kementerian Perdagangan memiliki sejumlah program digitalisasi pada 2025. Per Juli tahun ini, sebanyak 6.115 pasar rakyat dan 317.429 pedagang pasar telah terdigitalisasi. Selain itu, ekspor melalui platform niaga elektronik juga terus berjalan, termasuk dalam ajang ASEAN Online Sale Day yang digelar pada 8–10 Agustus 2025.

Baca Juga  Pemuda Muhammadiyah Aceh Ikut Partisipasi di Expo Sawit Nasional: Dorong Kesejahteraan Petani

Dalam kesempatan itu, Roro menyinggung perkembangan perekonomian Indonesia. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir ekonomi nasional menunjukkan ketahanan yang cukup kuat di tengah dinamika global. Stabilitas makroekonomi yang terjaga, didukung konsumsi domestik dan investasi yang menguat, menjadi landasan penting bagi pertumbuhan.

BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 tumbuh sebesar 5,12 persen secara tahunan (year-on-year). Jika dibandingkan dengan triwulan I-2025, pertumbuhan mencapai 4,04 persen. Roro menyebut, ekonomi digital kini menempati posisi strategis sebagai salah satu sumber utama pembangunan ekonomi di masa mendatang.

“Berdasarkan laporan e-Conomy SEA, Indonesia memimpin kawasan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar dengan nilai ekonomi digital pada 2024 mencapai USD 90 miliar atau sekitar Rp1,4 triliun. Nilai tersebut diproyeksikan menyumbang hingga USD 366 miliar terhadap total ekonomi digital ASEAN pada 2030,” katanya.

Sektor niaga elektronik, lanjutnya, masih menjadi kontributor terbesar ekonomi digital. Nilai transaksinya pada 2024 mencapai Rp512 triliun, naik 12,77 persen dibanding tahun sebelumnya. Peran UMKM di sektor ini sangat penting, mengingat kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dan terhadap PDB nasional sebesar 61 persen.

Untuk menciptakan ekosistem niaga elektronik yang adil, sehat, dan bermanfaat, Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Regulasi ini mengatur perizinan berusaha, periklanan, pembinaan, dan pengawasan pelaku usaha dalam perdagangan melalui sistem elektronik. Aturan tersebut juga ditujukan untuk mendukung pemberdayaan UMKM dan pelaku usaha niaga elektronik lokal, sekaligus meningkatkan perlindungan konsumen.

Baca Juga  Muncul Kotak Kosong di Pilkada 2024, Pengamat Sebut Karena Sikap Realistis Parpol

Roro menekankan pentingnya kolaborasi, kerja sama, dan adaptasi digital dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini. Kehadiran platform di bawah naungan Meta Indonesia, kata dia, diharapkan dapat memfasilitasi promosi produk dalam negeri sekaligus mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk lokal.

“Kami berharap, Meta terus berkomitmen mendorong penguatan kapasitas dan pemberdayaan UMKM di Indonesia, serta memberikan ruang bagi produk Indonesia,” pungkasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *