MAKLUMAT — Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, program Nusakambangan Berdaya membuka jalan baru bagi warga binaan untuk belajar keterampilan. Melalui pelatihan yang digagas PLN bersama Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (KemenIMIPAS), mereka kini mampu mengolah limbah pembakaran batu bara menjadi barang bernilai ekonomi.
Dilansir dari laman resmi PLN pada Jumat (12/9/2025), para narapidana terampil mengolah limbah pembakaran batu bara/fly ash bottom ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala menjadi batako, paving block, roaster, dan buis beton. Hasanudin, warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, mengingat jelas saat pertama kali ditawari ikut serta.
“Awalnya, kami ditawari oleh Lapas, siapa saja yang mau ikut pelatihan. Saya tertarik, akhirnya mendaftar. Kemudian kami mengikuti pelatihan selama kurang lebih satu bulan, mulai dari nol sampai bisa menjalankan mesin press batako ini,” ujarnya.
Cerita serupa datang dari Rizal, warga binaan Lapas Nirbaya Nusakambangan. Ia kini dipercaya menjadi operator mesin press setelah menempuh pelatihan tersebut. “Saya bersyukur bisa mengikuti program ini. Mudah-mudahan ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat, menjadi bekal saya untuk mandiri saat kembali ke masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Danang Fitriansyah mengaku awalnya tak memiliki keterampilan. Namun dalam hitungan minggu, ia sudah mampu memproduksi batako secara mandiri. “Sebelumnya saya tidak mengerti sama sekali. Setelah ada pembinaan dan pembelajaran, ilmu dan keterampilan saya bertambah. Terima kasih kepada Bapak Menteri IMIPAS dan PLN atas kesempatan ini,” ungkapnya.
Kepala Lapas Khusus Kelas II A Karanganyar Nusakambangan, Riko Purnama Candra, menilai program ini lebih dari sekadar pelatihan keterampilan. Ia melihat ada perubahan sikap yang tumbuh dari warga binaan.
“Kita sudah melakukan pelatihan yang kita berikan kepada warga binaan sebanyak 30 orang untuk saat ini dan itu dilatih oleh pihak PLN. Alhamdulillah para warga binaan kami cepat sekali menangkap, antusias, dan bersemangat karena ini hal yang baru dan bisa menimbulkan rasa percaya diri nanti pada saat kembali ke masyarakat,” kata Riko.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut pemanfaatan FABA menjadi produk bernilai tambah adalah bagian dari komitmen perusahaan menjalankan aspek environmental, social, and governance (ESG). Ia menekankan, program ini bukan hanya memperkuat industri konstruksi, tetapi juga membuka jalan bagi kemandirian ekonomi warga binaan.
“Ini baru langkah awal. Bersama Kementerian IMIPAS, kami ingin memastikan program ini terus berlanjut, membawa manfaat ekonomi, sosial, dan tentu saja harapan bagi masa depan warga binaan,” pungkasnya.