MAKLUMAT — Ketegangan di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja berujung konfrontasi senjata pada Kamis (24/7/2025). Laporan otoritas Thailand, sedikitnya 14 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, di mana mayoritas korban adalah warga sipil.
Merespon eskalasi konflik tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok maupun Duta Besar Indonesia untuk Kamboja telah mengeluarkan imbauan resmi bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kedua negara yang tengah berkonflik tersebut, terutama di wilayah perbatasan.

Salah seorang WNI di Thailand, Vritta Amroini Wahyudi, mengungkapkan bahwa titik konflik hanya terjadi di wilayah perbatasan. Ia yang tinggal di Bangkok, ibu kota Thailand, serta masyarakat di wilayah-wilayah non-perbatasan kedua negara, menurutnya berada dalam kondisi relatif aman.
“(Masyarakat selain di perbatasan) aman, kami aktivitas seperti biasanya,” ujarnya ketika dihubungi Maklumat.id via WhatsApp pada Jumat (25/7/2025).
Perempuan yang menempuh studi doktoral di Chulalongkorn University, Bangkok itu, mengaku percaya bahwa pemerintah kedua negara, terutama Thailand, bakal mampu menyelesaikan konflik dengan solusi damai.
Lebih jauh, Vritta mengungkapkan bahwa pihak kampus tempatnya menempuh studi, Chulalongkorn University, juga telah mengeluarkan edaran resmi yang salah satu poin pentingnya adalah memberikan jaminan keamanan serta tetap memberikan beasiswa, termasuk bagi warga yang berasal dari Kamboja.
“Yang mengharukan Chulalongkorn University bahkan kasih jaminan keamanan dan tetap kasih beasiswa buat teman-teman dari Kamboja,” terangnya.
Ia berharap agar pertikaian kedua negara di wilayah perbatasan segera mereda dan berdamai. Menurutnya, masyarakat lokal Thailand adalah masyarakat yang cinta damai dan senantiasa mendorong penyelesaian konflik secara damai.
“Moga-moga segera selesai, karena di sini masyarakat lokal juga cinta perdamaian. Di sini sejahteran dan tenang. Begitu ada berita konflik, mereka langsung merespon dengan mendorong upaya damai,” tandas Vritta, yang juga merupakan dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Konflik Militer di Perbatasan Thailand – Kamboja
Sebelumnya, diketahui konflik perbatasan Thailand dan Kamboja memuncak pada Kamis (24/7/2025), di mana militer Phnom Penh meluncurkan roket dan artileri ke sejumlah wilayah perbatasan Thailand.
Akibat serangan tersebut, otoritas Thailand melaporkan sedikitnya 14 korban jiwa, yang terdiri atas 13 warga sipil dan satu orang tentara. Sementara itu, sedikitnya 46 orang terluka, di antaranya 32 warga sipil dan dan 14 tentara Thailand.
Merespon hal tersebut, Angkatan Udara Thailand pada Kamis (24/7/2025) juga telah melancarkan serangan udara dengan mengerahkan skuadron jet tempur F-16 mereka, menargetkan posisi militer strategis Kamboja.
Hingga berita ini ditulis, otoritas Kamboja belum memberikan keterangan dan laporan resmi soal korban maupun kerugian diderita akibat serangan balasan Thailand. Meski begitu, Kementerian Pertahanan Kamboja mengklaim setidaknya dua bom dijatuhkan F-16 Thailand di sebuah jalan.