
MAKLUMAT — Warga Negara Indonesia (WNI) yang beragama Islam di Jerman akan melaksanakan salat Idulfitri di lapangan, mengikuti tradisi yang dimulai sejak pandemi Covid-19. Salat Idulfitri di lapangan tahun ini merupakan yang keempat kalinya digelar oleh komunitas muslim Indonesia di Frankfurt.
Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya Diyah Nahdiati mengatakan, penggunaan lapangan untuk salat Idulfitri pertama kali diperbolehkan oleh pemerintah Jerman pada tahun 2021 dan 2022 sebagai dampak dari pembatasan aktivitas dalam ruangan selama pandemi.
“Tahun 2022 waktu corona itu kan enggak boleh di ruangan. Tahun 2021-2022 diizinkan oleh pemerintah Jerman untuk memakai lapangan untuk salat Idulfitri. Tahun ini kembali dilaksanakan di lapangan,” ujar Diyah dalam wawancara dengan laman Muhammadiyah, pada Kamis (27/3/2025).
Ia menambahkan, kebersamaan dalam komunitas muslim Indonesia di Frankfurt semakin erat karena berada di perantauan. Momen Idulfitri menjadi ajang silaturahmi bagi warga muslim Indonesia yang berasal dari berbagai organisasi, termasuk Muhammadiyah.
“Anggota cukup banyak tapi menyebar. Jadi, saat Idulfitri, tidak hanya warga Muhammadiyah saja yang berkumpul, melainkan seluruh masyarakat muslim Indonesia,” tambahnya.
Halal Bihalal dan Open House
Selain salat Idulfitri, komunitas muslim Indonesia di Frankfurt juga mengadakan halal bihalal yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt. Acara tersebut akan berlangsung di Wisma KJRI Frankfurt pada pukul 11.00 waktu setempat.
“Tahun ini sangat spesial karena setelah salat Idulfitri langsung ada halal bihalal yang diadakan KJRI Frankfurt. Di sana tersedia berbagai menu khas Indonesia, seperti opor, yang menjadi daya tarik bagi para WNI untuk berkumpul dan bersilaturahmi,” jelas Diyah.
Merawat Hubungan Sosial
Masjid Indonesia-Frankfurt menjadi pusat kegiatan bagi komunitas muslim Indonesia di kota tersebut. Untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat, masjid ini kerap mengadakan Open House guna memperkenalkan budaya Indonesia.
“Kalau ada yang masih kerja saat buka puasa, kita kasih makanan. Jadi, hubungan kita dengan lingkungan sekitar tetap terjaga,” ujar Diyah.
Selain itu, panitia masjid juga mengimbau jamaah untuk lebih ramah lingkungan dengan membawa alat makan sendiri saat berbuka puasa guna mengurangi penggunaan wadah sekali pakai.
Diyah menambahkan bahwa upaya muslim Indonesia untuk berintegrasi dengan masyarakat lokal dan berkontribusi dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan simpati dan hubungan baik dengan komunitas non-muslim di Frankfurt. “Kalau kita bisa berbaur dan menunjukkan nilai-nilai positif, masyarakat sekitar pun akan bersikap lebih terbuka dan bersahabat,” katanya.***