MAKLUMAT — Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan pada pertengahan Desember 2024 lalu, berhasil ditahan oleh penyidik di kediamannya pada Rabu (15/1). Proses penahanan ini merupakan upaya yang kedua setelah gagal membawa mantan kepala negara itu ke tahanan pada pertengahan Desember 2024 lalu.
Yoon Suk Yeol akan menjalani interogasi atas dakwaan pengumuman darurat militer yang kontroversial. Penahanan dilakukan oleh Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) pada pukul 10.33 pagi waktu setempat.
Yoon dibawa ke markas CIO di Gwacheon, Seoul, untuk menjalani sesi interogasi selama 2,5 jam. “Dia saat ini menolak memberikan kesaksian,” kata seorang pejabat CIO seperti dilaporkan kantor berita Yonhap. “Interogasi dilanjutkan pukul 14.40.”
Interogasi pada sesi pagi dipimpin oleh Wakil Kepala CIO Lee Jae-seung. Yoon didampingi kuasa hukumnya. Sesi tersebut tidak direkam video karena keberatan dari pihak Yoon.
Yoon terlihat keluar dari kendaraan pengawalan saat memasuki gedung CIO. Berdasarkan ketentuan hukum, penyelidik memiliki waktu 48 jam sejak penahanan untuk mendapatkan surat perintah penangkapan resmi.
Yoon menghadapi tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan. Dia diduga memerintahkan pengerahan pasukan ke Majelis Nasional setelah menetapkan darurat militer pada 3 Desember lalu, untuk mencegah pemungutan suara pencopotan. Setelah menjalani interogasi, Yoon akan dipindahkan ke Pusat Penahanan Seoul di Uiwang.
Dalam pernyataan video setelah penahanannya, Yoon menyebut langkah ini sebagai “penyelidikan ilegal” tetapi, dia mengaku hadir di CIO untuk mencegah pertumpahan darah. Ia terus menolak keabsahan penyelidikan tersebut. Alasannya, CIO tidak memiliki wewenang menangani kasus pemberontakan.
“Saya akan membela diri di Mahkamah Konstitusi,” ujar Yoon, merujuk pada persidangan yang akan menentukan status pemakzulan atau pengembalian jabatannya.
Seok Dong-hyeon, pengacara dan sahabat lama Yoon, mengatakan kepada wartawan, “Dia mungkin akan ditahan, tetapi dia akan menghadapi persidangan tanpa gentar.”
Tidak Ada Bentrokan Fisik
Pihak CIO menegaskan bahwa penahanan adalah langkah yang sah sesuai surat perintah yang berlaku hingga 21 Januari 2025. Pejabat CIO menyatakan bahwa berbeda dengan upaya sebelumnya, kali ini tidak ada perlawanan aktif dari Pasukan Keamanan Presiden (PSS). “Tidak ada bentrokan fisik yang signifikan,” ujar pejabat itu.
Penahanan kali ini melibatkan 3.000 personel polisi. Kendaraan barikade dan pengacara Yoon sempat memblokir akses penyelidik ke kediaman, tetapi akhirnya berhasil ditembus menggunakan tangga dan jalur hiking.
Di luar kompleks, ribuan pengunjuk rasa, baik pendukung maupun penentang Yoon, berkumpul sejak beberapa pekan lalu. Ketika penahanan diumumkan, pendukung Yoon melancarkan protes keras di depan kantor CIO sambil meneriakkan kecaman.
Langkah ini menandai pertama kalinya seorang presiden Korea Selatan ditahan. CIO menyatakan masih akan memeriksa Yoon hingga Kamis (16/1/2025), sebelum mengajukan permintaan resmi ke pengadilan.