22.1 C
Malang
Jumat, Oktober 18, 2024
RagamKenali Dampak Buruk Anak yang Suka Menggigit Jari dan Cara Mengatasinya

Kenali Dampak Buruk Anak yang Suka Menggigit Jari dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi kawat gigi. Enis Yavuz/unsplash.

MAKLUMAT – Kebiasaan anak yang suka menggigit jari bisa memicu maloklusi. Kebiasaan buruk ini tanpa sadar bisa menyebabkan posisi gigi tidak sejajar saat dewasa. Adapun maloklusi adalah posisi gigi dan rahang yang tidak sejajar.

Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ort menggigit jari sehingga gigi jadi bergeser ke tempat yang tidak seharusnya. Maloklusi juga bisa disebabkan masalah genetik.

“Maloklusi bisa menyebabkan gigi berlubang dan gusi rusak. Selain itu, malaoklusi bisa menyebabkan karang gigi, akibat susahnya membersihkan sisa makanan,” katanya, mengutip laman Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Ia meminta kepada orang tua untuk mengawasi perkembangan gigi anak. Terutama sejak pertama kali gigi tumbuh. Minimal menjaga kebersihan setelah makan dan menjaga anaknya tidak memasukkan jari ke dalam mulut.

Saran lain adalah berkonsultasi dengan dokter gigi dan memeriksakan gigi setiap enam bulan sekali. Harapannya agar kebersihan gigi tetap terjaga.

“Pada dasarnya gigi susu anak lebih kecil dari orang dewasa. Bila gigi susu rapi dan rapat harus berhati-hati. Gigi yang jarang-jarang itu bagus untuk anak-anak, karena usia 5-12 merupakan periode bergantinya gigi susu ke gigi dewasa. Ini harus dipantau,” urainya.

Selain itu, graham bungsu yang tumbuh bisa memperparah kelainan maloklusi. Sebab graham bungsu juga mencari cara untuk keluar, sehingga bisa memengaruhi pertumbuhan gigi lainnya.

Itu sebabnya ia meminta orang tua berperan dalam memantau pertumbuhan gigi anak. Maloklusi bisa muncul ketika tidak adanya kepedulian perkembangan gigi anak.

Dr. Tita memiliki tiga cara mengatasi maloklusi pada anak. Pertama, tidak ada cara lain selain mencegahnya. Yakni harus mengawasi kebiasaan buruk anak-anak yang suka menggigit jari dan kuku.

Kedua, dengan cara interseptif, yakni mencabut gigi susu agar tidak makin parah. terakhir merawat secara kuratif menggunakan ortodontik, baik kawat gigi maupun alat yang bisa dicopot.

“Memakai kawat gigi membuat pasien harus berkorban lebih, karena perwatan ini sangat menyita waktu dan biaya. Butuh adaptasi, karena muncul perasaan yang tidak nyaman. Tapi setelah 2-3 tahun memakai kawat gigi, pasien bisa menikmati gigi yang rapi seumur hidupnya,” ia memungkasi.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer