MAKLUMAT — Tri Rismaharini, Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur nomor urut 3, mengunjungi Pondok Pesantren Al Fatah di Temboro, Kabupaten Magetan, Kamis (10/10). Kehadiran Tri Rismaharini di ponpes tersebut disambut hangat oleh pimpinan pesantren, KH Ubaidillah Ahror (Gus Ubed), beserta jajaran pengurus.
Dalam dialognya, Gus Ubed menyampaikan harapan agar pemerintah semakin peduli pada pengembangan agama yang sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. “Jangan sampai hanya masyarakat yang masuk surga, pemerintah juga harus ikut ambil bagian,” ucap Gus Ubed, yang disambut tawa santri yang hadir.
Risma, yang juga mantan Wali Kota Surabaya, mengakui peran besar pesantren dalam membentuk generasi muda. Ia menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para pengajar di pesantren. “Bayangkan kalau tidak ada pesantren seperti Al Fatah yang menampung anak-anak kurang mampu. Mereka akan kebingungan, kehilangan arah,” ungkap Risma.
Politisi PDI Perjuangan ini berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan ustadz di pesantren yang menurutnya masih jauh dari layak. “Bagaimana bisa seorang ustadz hanya digaji Rp150 ribu per bulan? Itu sangat tidak manusiawi,” tegas Risma.
Program Insentif
Risma berkomitmen untuk membuat program insentif yang lebih baik dan memastikan biaya operasional pesantren, seperti listrik dan air, juga mendapat dukungan dari pemerintah.
Tidak hanya fokus pada kesejahteraan guru, Risma juga menyinggung soal kondisi infrastruktur pesantren. “Bangunan pesantren harus lebih aman dan nyaman untuk para santri,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pelatihan kewirausahaan bagi santri agar mereka punya bekal keterampilan ketika lulus, terutama yang tidak melanjutkan pendidikan formal.
Risma menyoroti potensi pesantren sebagai tempat rehabilitasi sosial, terutama bagi anak-anak terlantar dan anak-anak punk. Berbekal pengalamannya sebagai Menteri Sosial, ia percaya pesantren bisa menjadi wadah yang ideal untuk membimbing mereka.
Ia menutup kunjungannya dengan menegaskan komitmen terhadap tiga aspek penting dalam pesantren: peningkatan pendidikan, kesejahteraan pengajar, dan kemandirian santri. “Pesantren di Jawa Timur harus jadi pusat pemberdayaan generasi muda yang tidak hanya berilmu, tapi juga mandiri dan kompetitif,” pungkas Risma.