30.8 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasKetua PWM Jatim: Bukan Dilihat dari Parpolnya, Melainkan Kredibilitasnya

Ketua PWM Jatim: Bukan Dilihat dari Parpolnya, Melainkan Kredibilitasnya

 

Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM.

KUALITAS hasil Pemilu 2024 ditentukan kredibilitas calon eksekutif dan legislatif yang diusung. Karena itu, Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM mengatakan, siapa pun calon eksekutif maupun legislatifnya, bukanlah dilihat dari partai politiknya, melainkan kredibilitasnya.

“Kita dalam memandang politik praktis dan Pemilu itu tidak melihat dari mana partainya, tapi bagaimana sumbangsihnya, bagaimana kontribusinya, kinerjanya, kredibilitasnya,” katanya saat membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim di Hotel Aston Gresik, Ahad (4/6/2023).

Pria yang disapa Suko itu menjelaskan, ada lima doktrin ber-Muhammadiyah, yakni doktrin tauhid, doktrin menggerakkan pencerdasan, doktrin mobilisasi amal usaha, doktrin taawun alal birri wattaqwa, dan doktrin menjauhi politik praktis.

”Tapi menjauhi politik praktis itu bukan berarti harus apatis terhadap politik. Artinya kita, Muhammadiyah secara organisatoris menjaga jarak yang sama dengan semua parpol, jadi bukan dilihat dari parpol mana, tapi siapa dia dan bagaimana kontribusinya, bagaimana kredibilitasnya,” terangnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu memastikan bahwa Muhammadiyah tidak akan terbawa pada arus dukung-mendukung dalam Pemilu 2024. “Tidak mungkin menggunakan simbol-simbol persyarikatan untuk dukung-mendukung capres-cawapres Pemilu,” tegasnya.

Suko berharap, bahwa LHKP sebagai Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) di lingkup PWM Jatim yang membidangi politik kebangsaan dan kebijakan publik, akan menjadi navigator yang menavigasi atau mengarahkan, memberikan saran untuk kemudian dieksekusi oleh pimpinan.

“LHKP ini navigator, yang memberikan advice, memberikan arahan, memberikan saran, masukan, menjelaskan, dan sebagainya. Sebab dia yang tau petanya. Tapi untuk eksekusinya kan tentu kembali ke pimpinan yang harus mengeksekusi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Suko berpesan, bahwa dalam berpolitik praktis tidak boleh mudah mangkel. “Politik itu passion, jadi gampang-gampang susah ternyata, kalau gak passion gak bisa. Dan jangan ‘mangkel-mangkelan, sithik-sithik mangkel’ (mudah marah/tersinggung, sedikit-sedikit marah/tersinggung). Sebab, tidak ada kawan yang abadi, pun sebaliknya tidak ada lawan yang abadi,” tandasnya. (*)

Reporter: Ubay

Editor: Mohammad Ilham

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer