22.6 C
Malang
Rabu, Februari 5, 2025
KilasDonald Trump Ingin "Ambil Alih" Gaza, Relokasi Warga Palestina, dan Bangun "Riviera...

Donald Trump Ingin “Ambil Alih” Gaza, Relokasi Warga Palestina, dan Bangun “Riviera Timur Tengah”

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa (4/2/2025). Foto:SS CNN World

MAKLUMAT — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan untuk Jalur Gaza, termasuk usulan “mengambil alih” wilayah tersebut. AS akan merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga, dan mengubah kawasan itu menjadi destinasi wisata yang ia sebut sebagai “Riviera Timur Tengah”.

Pernyataan ini disampaikan Donald Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa (4/2).

Pernyataan Trump ini bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS selama beberapa dekade yang mendukung solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.

Rencana ini juga menuai pertanyaan mengenai kelayakan dan legalitasnya di tengah kondisi Gaza yang luluh lantak akibat konflik berkepanjangan.

Trump menyatakan bahwa AS akan mengambil alih Gaza dalam jangka panjang dan bertanggung jawab atas pembangunan kembali wilayah yang hancur akibat perang selama 15 bulan antara Israel dan Hamas.

“AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom yang belum meledak serta meratakan lokasi itu,” kata Trump melansir laporan CNN.

Ia juga tidak menutup kemungkinan mengirim pasukan AS ke wilayah tersebut. Namun, mekanisme pengambilalihan Gaza ini masih belum jelas, dan para analis meragukan implementasinya.

“Tidak ada preseden untuk ini,” ujar Beth Sanner, mantan Wakil Direktur Intelijen Nasional AS. Ia menambahkan bahwa mayoritas warga Gaza kemungkinan besar tidak ingin direlokasi secara paksa, yang menurut hukum internasional dilarang.

Palestina Menolak Mentah-Mentah

Rencana Trump mendapat tentangan keras dari warga Palestina. Warga Gaza yang telah berulang kali mengungsi akibat perang menolak gagasan bahwa mereka harus meninggalkan tanah mereka.

“Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terlaksana,” kata Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas. Ia menegaskan bahwa yang dibutuhkan adalah diakhirinya pendudukan dan agresi, bukan pemindahan paksa warga.

Saat ditanya mengenai status Tepi Barat, Trump mengindikasikan akan memberikan pernyataan lebih lanjut dalam waktu dekat. Sebelumnya, ia juga pernah mengambil langkah kontroversial dengan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan dan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem.

Gaza sebagai “Peluang Real Estat”

Trump juga menyoroti potensi ekonomi Gaza, menyebutnya sebagai “kesempatan luar biasa” untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata.

“Kita memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang fenomenal. Saya tidak ingin terdengar sombong, tetapi Riviera Timur Tengah adalah tempat yang tepat untuk sesuatu yang lebih baik,” ujarnya.

Pernyataan ini memperlihatkan pendekatan Trump yang lebih melihat Gaza sebagai peluang bisnis dibandingkan sebagai wilayah yang mengalami krisis kemanusiaan akibat konflik berkepanjangan.

Namun, hingga kini, rencana Trump ini masih sebatas pernyataan politik tanpa kejelasan mengenai implementasi maupun dukungan internasional yang diperlukan untuk mewujudkannya.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer