21.5 C
Malang
Selasa, Februari 25, 2025
UMM-Al Azhar Bahas Urgensi Peran Kepemimpinan Perempuan

UMM-Al Azhar Bahas Urgensi Peran Kepemimpinan Perempuan

UMM dan Al-Azhar berkolaborasi membedah women leadership versi Islam dalam kuliah terbuka. Foto: dok.UMM.

MAKLUMAT – Hubungan bilateral antara Mesir dan Indonesia berlanjut hingga ke tingkat pendidikan tinggi. Kali ini Universitas Muhammadiyah Malang bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar menggelar kuliah umum, dengan dosen tamu Nahla Shabry Elsiedy selaku penasehat Syekh Al-Azhar Mesir, Selasa (11/2/2025).

Sorotan utama dalam kuliah ini mengkaji perempuan muslimah dan kepempimpinan dari sirah Nabi Muhammad SAW dan sejarah Islam. Sangat penting memelajari Islam secara komprehensif untuk mengetahui peran perempuan.

“Kita tidak lagi membicarakan apakah perempuan bisa menjadi pemimpin. Tetapi bagaimana perempuan dapat memimpin dan mengabdi,” katanya.

Perspektif Pemimpin Perempuan dalam Islam

Menurutnya, perspektif perempuan dalam Islam telah memiliki kodrat dan tanggung jawab. Kini kepemimpinan tidak lagi mengenai kekuasaan dan penguasaan, akan tetapi mengenai amanah, optimalisasi potensi, tanggungjawab serta pengabdian.

Perempuan memiliki potensi yang sangat besar untuk memikul tanggung jawab apabila mendapat kesempatan yang setara. Sejarah mencatat banyak keteladanan dalam kepemimpinan perempuan.

Salah satunya adalah kisah Khadijah binti Khuwailid yang mendukung awal perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam di Makkah. Bahkan ia juga mampu mengatur serta menenangkan suaminya tatkala mendapatkan amanah besar dari Allah.

Nahla Shabry Elsiedy berfoto bersama peserta kuliah terbuka terkait women leadership di mata Islam. foto: dok.UMM.

Figur Wanita Penting 

Khadijah juga memiliki kepribadian yang ramah, suka menolong, penuh empati, dan sangat bijak. Itu semua menjadi representasi dari kekuatan aqidahnya.

“Ada juga kisah perempuan lainnya. Aisyah RA, misalnya. Ia telah meriwayatkan lebih dari 2000 hadits dan menjadi sandaran umat para bidang fiqh, hadits, tafsir, dan pengajaran,” tegas Nahla.

Kepemimpinan, lanjutnya, senantiasa memprioritasan pengabdian kepada masyarakat. Namun jangan sampai tanggung jawab terhadap rumah, anak, dan suami terbengkalai. Perempuan bukanlah batu sandungan kemajuan, melainkan batu loncatan peradaban.

UMM Berperan Majukan Pendidikan Modern

Nahla menilai bahwa UMM memiliki visi misi yang bagus dalam mengelola lingkungan pendidikan. Di matanya, Kampus Putih juga memiliki kualitas pendidikan yang sangat luar biasa. Termasuk pengajaran bahasa asing seperti Inggris dan Arab.

Ia berharap UMM bisa menjalin kerja sama dengan Al-Azhar dalam pengajaran Bahasa Arab. Apalagi Al-Azhar memiliki kualitas SDM pengajar Bahasa Arab yang sangat bagus.

Wakil Rektor V UMM Prof. Tri Sulistyaningsih mengakui persoalan perempuan menjadi isu yang menarik untuk dikaji. Di sisi lain, UMM memiliki komitmen dalam menyiapkan lulusan yang unggul dengan menjamin kualitas pendidikan sebaik mungkin. Ia berharap, kerjasama dengan Al-Azhar ini bisa terus berjalan di berbagai bidang.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer