22.4 C
Malang
Senin, Februari 24, 2025
SosokMuhadjir Effendy Jadi Guru Besar UM, Berikut Catatan Prestasinya

Muhadjir Effendy Jadi Guru Besar UM, Berikut Catatan Prestasinya

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. dalam sebuah kesempatan. Foto: dok.PP Muhammadiyah.

MAKLUMAT – Pada 13 Februari 2025 nanti, Penasihat Presiden bidang Haji Republik Indonesia Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., akan menyampaikan orasi ilmiah dalam pengukuhan guru besarnya di Universitas Negeri Malang. Banyak kiprah dan kontribusi yang sudah ia berikan, salah satunya saat ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Indonesia pada 2016-2019 dan menjadi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada 2019-2024.

Sebelumnya, ia juga sudah berkiprah lama di dunia pendidikan, termasuk sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama tiga periode dan memberikan inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan. Hal itu yang akhirnya membawanya ke panggung nasional dan memegang amanah penting untuk Indonesia.

Muhadjir Effendy merupakan sosok yang memiliki peran signifikan dalam berbagai kebijakan pendidikan di Tanah Air. Dengan latar belakang akademik dan pengalaman panjang di dunia pendidikan, Muhadjir membawa berbagai inovasi yang bertujuan meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Selama masa kepemimpinannya, Muhadjir menggagas beberapa kebijakan strategis. Salah satunya penguatan pendidikan karakter (PPK) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017. Program ini unggul pada pembangunan karakter siswa melalui pendekatan berbasis sekolah, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, ia juga memperkenalkan sistem zonasi pendidikan guna memastikan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh daerah.

“Pendekatan zonasi tidak hanya aplikasi PPDB, tetapi untuk membenahi berbagai standar nasional pendidikan, mulai dari kurikulum, sebaran guru, hingga kualitas sarana prasarana,” kata Muhadjir di salah satu kesempatan.

Selain itu, ia turut mempercepat distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang telah memberikan manfaat bagi 18,69 juta siswa. Revitalisasi pendidikan vokasi juga menjadi prioritasnya, yang tertuang dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2016. Tujuannya untuk meningkatkan daya saing lulusan SMK di dunia kerja.

Di bawah kepemimpinannya, Muhadjir berhasil membawa Indonesia ke panggung internasional. Prestasi ini tak lepas dari perannya sebagai Presiden Southeast Asian Ministers for Education Organization (SEAMEO) pada 2017-2019. Dalam kepemimpinannya, ia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam kemajuan pendidikan, sains, dan kebudayaan di Asia Tenggara.

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., melakukan foto bersama saat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019. foto: dok.PP Muhammadiyah.

Di tingkat nasional, ia mendorong peningkatan kompetensi siswa melalui berbagai ajang. Sebut saja Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), Festival Literasi Sekolah (FLS), dan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI). Kebijakan ini membuktikan dedikasinya dalam menyiapkan generasi unggul yang siap bersaing di tingkat global.

Berbagai kebijakan dari Muhadjir terus menjadi fondasi pendidikan Indonesia hingga saat ini. Berkat kerja kerasnya, Muhadjir juga meraih penghargaan tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Joko Widodo.

Ia meninggalkan jejak yang kuat dalam upaya pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas guru, serta penguatan karakter siswa. Bahkan, Prof. Arief Rachman, seorang tokoh pendidikan Indonesia, mengapresiasi kepemimpinannya dengan mengatakan bahwa Muhadjir adalah seorang pendidik yang memiliki filosofi pendidikan luas, berorientasi pada pendidikan berbasis karakter, dan memiliki wawasan global.

Di sisi lain, selama mengemban tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir telah banyak menorehkan capaian dan penghargaan bergengsi. Dalam kepemimpinannya, Kemenko PMK berhasil menurunkan prevalensi stunting di tanah air.

Indonesia berhasil mengurangi angka stunting 9,3 persen dalam lima tahun terakhir. Prevalensi stunting turun tajam dari 30,8 persen pada 2018 (Riskesdas) menjadi 21,5 persen pada 2023. Hal itu tak lepas dari strateginya seperti distribusi alat kesehatan standar ke posyandu dan puskesmas, serta pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita.

Program menarik lainnya adalah Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting pada Juni 2024. Dalam program tersebut, lebih dari 300.000 posyandu terlibat, dengan lebih dari 16 juta balita berhasil diukur. Program ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.

Berkat kebijakan itu, peningkatan kualitas hidup masyarakat terus membaik. Ini tercermin dalam dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat. Pada 2019 lalu, IPM Indonesia mencapai 71,92 poin. Angkan kemudian meningkat 74,39 poin pada 2023. Ini menunjukkan hasil positif dari berbagai kebijakan pemerintah yang berfokus pada sektor pendidikan, kesehatan, dan peningkatan standar hidup layak.

Kiprah panjang Muhadjir sebagai Mendikbud dan Menko PMK juga mengantarkannya pada sederet penghargaan. Di antaranya Pioneer of National Education and Social Empowerment Pasca Award (2024), Tanda kehormatan Lencana Jer Basuki Mawa Beya (2024), Penghargaan Extraordinary Attention Towards The Welfare Of The Young Generation (2024), Anugerah Parahita Ekapraya (APE) (2020), Tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Joko Widodo (2020), Penghargaan Best Ministers Obsession Award (2020), Tokoh Penggerak Local Heroes hingga UNESCO-Hamdan bin Rashid Al-Makhtoum (2020).

Melalui berbagai capaian ini, Muhadjir telah membuktikan dedikasi dan kontribusinya dalam memajukan pendidikan dan pembangunan manusia Indonesia. Membangun sistem yang lebih inklusif dan membangun manusia unggul untuk menyiapkan generasi emas 2045 yang kompetitif di era globalisasi.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer