21.5 C
Malang
Selasa, Februari 25, 2025
KilasKetua LHKP PWM Jawa Timur Dorong Perencanaan Diaspora yang Strategis dan Matang

Ketua LHKP PWM Jawa Timur Dorong Perencanaan Diaspora yang Strategis dan Matang

Ketua LHKP PWM Jatim, Muhammad Mirdasy, saat menjadi pembicara dalam Silaturrahim Tarhib Ramadan & Diskusi Publik di Aula PDM Kota Surabaya, Ahad (23/2/2025) malam. (Foto: Zaki)
Ketua LHKP PWM Jatim, Muhammad Mirdasy, saat menjadi pembicara dalam Silaturrahim Tarhib Ramadan & Diskusi Publik di Aula PDM Kota Surabaya, Ahad (23/2/2025) malam. (Foto: Zaki)

MAKLUMAT — Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Mirdasy, mengajak warga Muhammadiyah untuk mengikuti perkembangan politik dan menyikapinya dengan bijak. Adapun sikap bijak yang dimaksud, adalah dengan menerima demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia.

“Demokrasi bagi warga Muhammadiyah, suka tidak suka, harus selesai. Karena Muhammadiyah telah merumuskan konsep Darul Ahdi wa Syahadah. Tidak ada lagi perdebatan apakah demokrasi atau khilafah yang benar,” ujar Mirdasy saat menjadi salah satu narasumber dalam Silaturrahim Tarhib Ramadan & Diskusi Publik di Aula PDM Kota Surabaya, Ahad (23/2/2025) malam.

Hal itu ia sampaikan sebab masih ada beberapa kalangan masyarakat yang cenderung menolak sistem demokrasi. Menurutnya, penolakan itu terjadi karena melihat ada yang tidak sesuai ketika menyangkut kondisi politik negeri hari ini. Mirdasy menilai, solusi atas permasalahan tersebut bukanlah dengan mengganti sistem demokrasi. Melainkan dengan terlibat aktif untuk mewarnai demokrasi yang berlangsung.

Mirdasy menambahkan, meskipun dalam ranah akademik diskusi tentang sistem pemerintahan tetap terbuka, namun keputusan Muhammadiyah dalam memilih demokrasi sudah final. “Tidak lagi di Muhammadiyah ada perdebatan, (misalnya) yang benar itu demokrasi atau khilafah? Mungkin dalam ranah untuk memahami, silakan, tapi bukan untuk diputuskan pada ranah organisasi. Saya mendapati cukup banyak yang masih mendiskusikan apakah demokrasi yang baik atau tidak,” katanya.

Lebih lanjut, Mirdasy menjelaskan bahwa selain demokrasi, terdapat banyak sistem pemerintahan di dunia. Namun, bukan berarti ketika Indonesia memilih demokrasi, lantas yang lain menjadi tidak bagus. Banyak juga sistem selain demokrasi yang juga bagus.

Kendati demikian, ketika Indonesia telah memilih demokrasi, dan Muhammadiyah mendukung hal ini, maka harus dijalankan karena ini adalah ikhtiar yang sudah diputuskan. “Bagi Muhammadiyah, demokrasi adalah jalan keluar yang relatif paling aman dalam perubahan pemerintahan,” tegasnya.

Peran Historis Muhammadiyah

Dalam kesempatan tersebut, Mirdasy juga mengingatkan peran Muhammadiyah dalam sejarah politik Indonesia. Ia menekankan bahwa Muhammadiyah memiliki jejak kuat dalam pendirian negara.

“Founding father kita adalah orang-orang Muhammadiyah. Dari sembilan tokoh pendiri negeri ini, tujuh di antaranya adalah miliknya Muhammadiyah. Kita jangan melupakan sejarah,” tandas pria yang juga Direktur PMBQ Nurul Azhar itu.

Mirdasy mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk menjaga republik ini dengan terus aktif dalam dunia politik. Termasuk bijak dalam menyikapi perbedaan pilihan. Ia menekankan bahwa perbedaan pilihan politik merupakan hal yang wajar dalam demokrasi.

“Karena demokrasi telah kita pilih, maka wajar jika warga Muhammadiyah memiliki pilihan politik yang berbeda-beda saat adanya kontestasi. Itu tidak masalah. Yang tidak boleh adalah karena berbeda pilihan, justru saling mencela,” tegasnya.

Berperan Aktif dan Berdiaspora Politik

Mirdasy juga mengajak agar warga Muhammadiyah agar lebih aktif di dalam dunia politik. Bukan hanya mengawasi kekuasaan, namun juga berdiaspora untuk dapat mewarnai demokrasi. Diaspora politik bagi Muhammadiyah ini menurutnya sangat penting. Oleh karenanya, untuk memaksimalkan diaspora ini, harus dilakukan dengan cara-cara yang sebagaimana mestinya.

Ia menegaskan untuk tidak terjebak dalam sikap fatalistik. Yaitu sikap pasrah dan percaya bahwa segala sesuatu dalam hidup sudah ditentukan oleh takdir. “Allah telah menetapkan ketentuan, tetapi manusia tetap harus berikhtiar, termasuk dalam politik,” jelasnya.

Mirdasy juga menekankan pentingnya strategi dan pemetaan politik untuk menghadapi Pemilu dan Pilkada 2029. Karena Muhammadiyah menerima demokrasi dan ada keharusan untuk berjuang mewarnai kekuasaan, maka penting mengusahakan diaspora politik dengan strategi yang matang.

“Perjuangan dalam politik tidak akan pernah berhenti, dan kita harus memastikan bahwa perjuangan itu memiliki strategi yang jelas,” pungkas Mirdasy.

_____

Penulis: Habib Muzaki | Editor: Ubay NA

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer