
MAKLUMAT– Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menghadirkan inovasi dalam pendidikan politik dan pemerintahan melalui peluncuran Center of Excellence (CoE) Angkatan III.
Program ini bertujuan untuk mencetak pemimpin yang tidak hanya memahami teori pemerintahan, tetapi juga memiliki keterampilan branding politik dalam membangun desa yang mandiri dan berdaya saing.
Peluncuran CoE yang digelar di Hotel Kapal Garden Sengkaling pada Senin (24/2/2025) itu dirangkaikan dengan kuliah perdana bertajuk Branding Politics dan Penguatan Kapasitas Pemerintah untuk Menciptakan Kemandirian Desa.
Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur sekaligus Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Malang, Chusni Mubarok, SH., MM., MH., serta aktivis Dialectic Malang yang juga Koordinator Malang Corruption Watch periode 2014-2016, Zainuddin Elyzen.
Branding Politik untuk Mewujudkan Desa Mandiri
Sekretaris Program Studi Ilmu Pemerintahan UMM, Ach Aprianto, menjelaskan bahwa program CoE ini merupakan bagian dari upaya kampus dalam membekali mahasiswa dengan pemahaman strategis mengenai branding politik dalam pemerintahan desa. Ia menekankan pentingnya pencitraan kepemimpinan yang kuat dan transparan guna menciptakan pemerintahan desa yang lebih mandiri.
“Di era digital ini, branding politik menjadi elemen penting dalam memperkuat kepemimpinan dan tata kelola desa. Mahasiswa akan belajar bagaimana membangun citra kepemimpinan yang akuntabel guna mewujudkan desa yang lebih berdaya dan mandiri,” ujar Aprianto.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.Si., dalam sambutan pembukaannya, menegaskan bahwa komunikasi politik yang efektif merupakan kunci keberhasilan suatu desa dalam mencapai kemandirian. Menurutnya, selain kebijakan yang baik, strategi komunikasi yang tepat akan menentukan keberhasilan implementasi program desa.
Kolaborasi Akademisi dan Praktisi
Dalam sesi kuliah yang dimoderatori oleh Mohammad Jafar Loilatu, M.IP., Chusni Mubarok menyoroti pentingnya branding politik dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan desa. Ia berpendapat bahwa kepala desa yang memiliki strategi branding politik yang baik akan lebih mudah mendapatkan dukungan dari masyarakat dalam menjalankan program pembangunan.
“Pemimpin yang mampu membangun citra positif dan menjaga kepercayaan publik akan lebih mudah memperoleh legitimasi dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan,” ujar Chusni.
Sementara itu, Zainuddin Elyzen menyoroti tantangan dalam tata kelola pemerintahan desa yang bersih dan akuntabel. Menurutnya, branding politik yang positif harus disertai dengan integritas serta transparansi dalam pengelolaan pemerintahan desa agar tidak menjadi bumerang bagi seorang pemimpin.
“Percuma membangun citra politik jika tidak diiringi dengan tata kelola yang baik. Tanpa akuntabilitas, branding politik justru dapat menjadi alat manipulasi yang berisiko merugikan masyarakat,” tegasnya.
Menjawab Tantangan Masa Depan
Sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif menjadi bagian akhir acara, di mana mahasiswa dan dosen aktif berdiskusi mengenai tantangan dalam membangun kapasitas pemerintahan desa.
Program CoE ini diharapkan mampu mencetak lulusan Ilmu Pemerintahan UMM yang siap menjadi agen perubahan di dunia pemerintahan dan politik, khususnya dalam memperkuat kapasitas desa di Indonesia.***