Prof Syafiq A Mughni Tekankan Urgensi Akhlak Mulia Bersama Ilmu untuk Membangun Negara Ideal

Prof Syafiq A Mughni Tekankan Urgensi Akhlak Mulia Bersama Ilmu untuk Membangun Negara Ideal
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Syafiq A Mughni MA, saat menyampaikan keynote speech dalam Kajian Ramadan 1446 H/2025 M PWM Jatim, yang digelar di Dome UMLA pada Sabtu (8/3/2025). (Foto: Ubay)
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Syafiq A Mughni MA, saat menyampaikan keynote speech dalam Kajian Ramadan 1446 H/2025 M PWM Jatim, yang digelar di Dome UMLA pada Sabtu (8/3/2025). (Foto: Ubay)

MAKLUMAT – Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Syafiq A Mughni MA, menegaskan bahwa konsep baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur adalah komitmen Persyarikatan. Menurutnya, hal tersebut tidak dapat ditawar-menawar.

Syafiq menjelaskan, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur adalah sebutan khusus yang diberikan oleh Allah Swt untuk sebuah negeri yang bernama Saba, Yaman. Penyebutan itu dapat ditemukan di dalam QS Saba ayat 15-16.

“Itu adalah gambaran negara ideal yang harus diwujudkan oleh setiap umat Islam ketika punya peluang untuk membangun sebuah negara dengan sifat seperti itu,” ujarnya saat memberikan keynote speech di hadapan sekitar 3.500 peserta Kajian Ramadan 1446 H/2025 M PWM Jawa Timur yang digelar di Dome Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA), Sabtu (8/6/2025).

Cendekiawan Muslim tersebut menambahkan bahwa konsep negara ideal semacam ini harus melewati sebuah proses. Negara dianggap berhasil apabila senantiasa berproses untuk menuju gambaran ideal tersebut.

“Proses ini penting. Semakin hari harus semakin mendekati yang ideal itu. Bukan semakin menjauh dari cita-cita ideal atau visi yang kita inginkan,” imbuhnya.

Mantan Ketua Umum PWM Jawa Timur ini juga menyebut bahwa untuk selalu dalam proses mencapai baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi penting.

Pada zaman keemasan Islam di masa lalu, keduanya adalah penyangga peradaban. Siapapun yang ingin mencapai kemakmuran dan kemuliaan, harus datang ke pusat-pusat keunggulan Islam untuk menimba ilmu.

Baca Lainnya  Blora Menuju Pusat Sorgum Nasional, Mendes Optimis Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia

“Kalau ingin menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dihindarkan. Tapi ada aspek lain sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum PWM Jatim (Dr dr Sukadiono MM dalam sambutannya) tadi, yaitu akhlak,” imbuhnya.

Syafiq menekankan pentingnya akhlak mulia di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia mencontohkan bahwa banyak bangsa terdahulu yang pengetahuannya tidak semaju sekarang, namun dapat menjadi unggul dikarenakan akhlaknya.

“Kita bisa menemukan bagaimana masyarakat yang terasing. Tapi karena akhlaknya mulia, seperti menjaga kelestarian lingkungan, menjaga alam, tidak merusak paru-paru dunia,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa dewasa ini, banyak sekali lulusan perguruan tinggi. Tidak sedikit yang berwawasan sangat luas. Namun karena akhlak yang kurang baik, bangsa ini stagnan dalam menjawab tantangannya.

Menurutnya, penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi memang sangat penting. Namun akhlak mulia tidak bisa dikesampingkan. Ketiadaan akhlak mulia adalah sumber malapetaka.

“Kalau Muhammadiyah komitmen terhadap ini, maka perkembangan ilmu harus menjadi fokus. Demikian juga, pengembangan aklahk mulia menjadi sangat penting,” tandas Syafiq.

_____

Penulis: Habib Muzaki | Editor: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *