
MAKLUMAT – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr dr Sukadiono MM, menyampaikan pandangannya soal tema Kajian Ramadan 1446 H/2025 M yang digelar Dome Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA), Sabtu (8/3/2025), termasuk soal kaitannya dengan diaspora kader Muhammadiyah.
“Jadi tema Kajian Ramadan kali ini adalah ‘Baldah Thayyibah: Refleksi untuk Negeri‘. Negeri yang baik, negeri yang senantiasa mendapatkan ampunan dari Allah Swt,” bukanya saat memberikan sambutan.
Pria yang akrab dipanggil Dokter Suko itu menyebut beberapa syarat untuk mewujudkan negeri yang baldatun thayyibatun warobbun ghofur.
“Pertama, masyarakatnya harus ikhlas beribadah kepada Allah. Ini memaknai Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 96,” sebutnya.
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya: Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
“Jikalau penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa kepada Allah, maka akan dilimpahkan keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi manakala berbuat mendustakan, berbuat korupsi, berbuat kolusi, maka akan ditimpakan musibah, sebagai hukuman,” jelas Sukadiono.
Hanya 38,9 Persen Muslim yang Rutin Salat 5 Waktu
Kemudian, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu mengungkapkan temuannya berdasarkan hasil riset Indonesian Muslim Report pada tahun 2019, bahwa ternyata sebagian besar umat Islam Indonesia tidak melaksanakan kewajiban salat lima waktu secara rutin.
“Indonesian Muslim Report tahun 2019, itu meneliti umat Islam di Indonesia yang jumlahnya sekitar 86 persen. Ternyata muslim yang rutin melakukan salat lima waktu, artinya salat lima waktunya itu tidak bolong-bolong, dari 86 persen muslim itu, ternyata hanya 38,9 persen saja yang salat lima waktu,” ungkapnya.
“Bayangkan, 60 persen lebih orang Indonesia yang mengaku muslim itu tidak melakukan salat, atau mungkin melakukan salat tetapi masih bolong-bolong. Sebagian besar umat Islam kita masih muslim KTP saja,” sambung Sukadiono.
Diaspora Kader Muhammadiyah di Pemerintahan
Selanjutnya, syarat kedua menurut Sukadiono untuk menciptakan negeri yang baldah thayyibah adalah akhlak dari para pemimpin yang harus selalu terjaga, harus bisa dipercaya, harus mampu menjaga amanah yang diberikan kepadanya. “Maka di sini Muhammadiyah juga punya tanggung jawab,” tandasnya.
Ia menyebut, poin ketiga dari syarat mewujudkan negeri yang baldah thayyibah adalah komitmen untuk menjadi bagian dari pemimpin-pemimpin bangsa yang amanah. “Insya Allah kalau kader-kader Muhammadiyah itu di pemerintahan, itu punya komitmen, insya Allah kader-kader Muhammadiyah itu bisa menjaga amanah. Maka kalau ada kader Muhammadiyah dapat amanah di pemerintahan, mohon jangan disinisi (bersikap sinis),” tegas Sukadiono.
Keempat, adalah menjaga keseimbangan dunia dan akhirat. “Saya kira itu tugas kita semua sebagai warga Muhammadiyah bagaimana tetap menyeimbangkan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat,” kata pria yang kini juga mengemban amanah sebagai Deputi Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK RI itu.
Adapun syarat kelima, menurut Sukadiono adalah melakukan taubat nasuha bagi para pemimpin bangsa maupun orang-orang yang tidak menjalankan amanahnya dengan baik, atau bahkan menyalahgunakan amanah yang telah diberikan. “Pemimpin yang tidak menjalankan amanah itu mestinya harus menjalankan taubatan nasuha,” tukasnya.
Rangkaian Acara Kajian Ramadan
Sekadar informasi, Kajian Ramadan 1446 H/2025 M kali ini akan terbagi dalam tiga sesi, yakni pembukaan dan penyampaian keynote speech, diskusi panel yang terbagi atas panel I dan panel II, serta kajian menjelang berbuka puasa. Acara bakal ditutup dengan buka puasa bersama.
Keynote speech disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A Mughni yang mewakili Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, yang sedang sakit. Sementara sesi panel bakal menghadirkan Duta Besar LBBP RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari dan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 Din Syamsuddin, serta Ketua PP Muhammadiyah Saad Ibrahim dan Penasihat PWM Jatim Achmad Jainuri.
Sedangkan pada sesi kajian menjelang berbuka, dijadwalkan bakal dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan tausiyah hikmah Ramadan yang diisi oleh Ketua PDM Lamongan Shodikin.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh majelis, lembaga, dan ortom di lingkungan PWM Jawa Timur. Selain itu, perwakilan dari seluruh PDM se-Jawa Timur turut memadati venue dan mengikuti agenda tersebut. Diperkirakan, jumlah peserta mencapai sekitar 3.500 orang.