26.3 C
Malang
Sabtu, Maret 15, 2025

Birokrasi Foya-Foya vs Birokrasi “Puasa”

MAKLUMAT --Penghematan. Penghematan....

Manfaatkan FABA, PLN NP Terapkan Ekonomi Sirkular

PLN NP menerapkan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan sisa produksi untuk dimanfaatkan kembali guna mencapai zero waste.
KilasPemerintah Yakin Mampu Optimalisasi Dana Sosial Keagamaan untuk Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah Yakin Mampu Optimalisasi Dana Sosial Keagamaan untuk Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Menag RI Nasaruddin Umar (kanan, kemeja putih) bersama Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, usai Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Jakarta, Kamis (13/3/2025). (Foto: Humas Kemenag RI)
Menag RI Nasaruddin Umar (kanan, kemeja putih) bersama Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, usai Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Jakarta, Kamis (13/3/2025). (Foto: Humas Kemenag RI)

MAKLUMAT — Menteri Agama (Menag) RI, Prof Nasaruddin Umar, menyoroti pentingnya agama dalam upaya mengatasi kemiskinan ekstrem di Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers usai menghadiri Rapat Tingkat Menteri (RTM) bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, di Jakarta pada Kamis (13/3/2025).

Ia menjelaskan bahwa konsep-konsep di dalam perintah agama berkaitan erat dengan pemanfaatan dana sosial keagamaan, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf, dalam program penanggulangan kemiskinan.

Menurutnya, pemanfaatan dana sosial keagamaan yang lebih optimal dapat menjadi solusi efektif dalam mengentaskan kemiskinan di masyarakat. “Saya yakin, jika pundi-pundi agama dikelola dengan baik, hasilnya akan sangat efektif dalam mengurangi angka kemiskinan. Masalah kemiskinan bisa diselesaikan secara signifikan,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyoroti berbagai tradisi keagamaan yang memiliki dampak besar dalam membantu masyarakat kurang mampu. Salah satunya adalah kurban.

“Banyak tradisi dalam masyarakat yang berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan, salah satunya adalah kurban,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengaku optimistis bahwa target penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia pada tahun 2026 dapat tercapai dengan dukungan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Cak Imin menegaskan bahwa DTSEN memungkinkan pemerintah mengidentifikasi masyarakat yang berada dalam kategori miskin ekstrem secara lebih akurat, sehingga penyaluran bantuan dapat dilakukan secara lebih tepat dan terukur.

“DTSEN memiliki peran strategis dalam memastikan kebijakan yang lebih akurat, tepat sasaran, dan efisien dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem,” ujar Muhaimin.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keberhasilan penanggulangan kemiskinan tidak hanya bergantung pada ketersediaan data, tetapi juga pada keakuratan, keamanan, serta pembaruan data secara berkelanjutan. DTSEN juga memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan lembaga filantropi berbasis keagamaan, seperti badan zakat dan lembaga sosial lainnya.

Cak Imin berharap, dengan adanya satu sistem data yang terintegrasi, lembaga sosial dapat lebih efektif dalam menyalurkan bantuan serta memastikan bahwa program mereka selaras dengan target pemerintah dalam memberantas kemiskinan ekstrem di Indonesia.

_______

Penulis: Habib Muzaki | Editor: Ubay NA

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer