ELEKTABILITAS Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuju Pemilihan umum Kepala Daerah (Pemilukada) serentak tahun 2024 masih menjadi yang tertinggi. Hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) menunjukkan elektabilitas Ketua Umum PP Muslimat mencapai 34,2 persen.
Direktur SSC Mochtar W Oetomo menerangkan, sosok Khofifah Indar Parawansa sebetulnya masuk dalam bursa Calon Presiden (Capres) maupun Calon Wakil Presiden (Cawapres). Namun, elektabilitasnya masih sangat rendah.
“Tapi kalau di Pilgub Jatim tahun 2024 nanti, sebagai incumbent Khofifah masih unggul cukup jauh di angka 34,2 persen, dibandingkan Tri Rismaharini 18,4 persen dan Emil Dardak di 11,5 persen,” paparnya.
Menurut dia, hal itu menjadi unik, sebab dalam survei yang dilakukan oleh SSC di 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, dari 1.200 responden ternyata elektabilitas Capres tertinggi adalah Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah.
“Ini agak aneh, unik ya, jadi Khofifah ini di kandangnya, di Jatim, justru elektabilitasnya masih kalah dari Ganjar Pranowo, dalam konteks pencapresan,” tuturnya.
Jadi, lanjut Mochtar, sepertinya mungkin Khofifah harus segera mengambil langkah dan memastikan apakah akan naik gelanggang di Pilpres (Pemilihan Presiden) atau tidak.
“Saya rasa kalau Khofifah segera bersikap dan declare dia maju Pilpres, maka elektabilitasnya akan naik di pencapresan, tapi kalau tidak ya akan segitu-segitu saja,” imbuhnya.
“Kalau untuk elektabilitas sebagai Gubernur ya Khofifah masih yang paling tinggi, bukan tidak mungkin untuk dikejar, tapi memang sulit, selisihnya cukup besar,” tandas Mochtar.
Sementara, terkait elektabilitas Wakil Gubernur menuju Pemilukada Serentak 2024, nama Emil Elistianto Dardak masih menjadi yang terdepan dengan persentase sebesar 35,8 persen.
Politikus Partai Demokrat itu unggul cukup jauh meninggalkan Eri Cahyadi di angka 15,7 persen, dan Puti Guntur Soekarno 7,3 persen saja.
“Kalau di Gubernuran nanti, apakah Khofifah akan maju lagi dengan Emil, atau dengan yang lain, atau masing-masing maju sebagai Gubernur, kemungkinannya masih cukup dinamis,” jelasnya.
Meskipun elektabilitas Khofifah terbilang cukup tinggi, Mochtar mengatakan, modal elektabilitas tersebut belum bisa dikatakan aman. Sebab dipasangkan dengan siapa pun yang ada di data itu elektabilitasnya belum bisa mencapai 50 persen. “Jadi Khofifah sebagai petahana ketika maju juga belum aman, meskipun unggul cukup signifikan,” ungkapnya.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh Muhammad Mirdasy. Mantan Ketua DPW Perindo Jatim itu justru optimis Khofifah akan mampu melenggang mulus tanpa kendala seandainya kembali mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur dalam Pemilukada serentak 2024 nanti.
“Kalau untuk Pilgub Bu Khofifah masih tinggi, praktis tanpa kendala. Kalau maju lagi, saya cukup yakin Khofifah akan melenggang mulus, meskipun tentu ada beberapa pertimbangan-pertimbangan dan faktor-faktor lain,” kata pria yang kini menjabat sebagai Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim itu. (*)
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto