100 Tahun Tak Halangi Langkah ke Baitullah: Kisah Kakek Dahlan Berangkat Haji dari Hasil Kebun Kopi

100 Tahun Tak Halangi Langkah ke Baitullah: Kisah Kakek Dahlan Berangkat Haji dari Hasil Kebun Kopi

MAKLUMAT — Usia kakek Awan Dahlan sudah genap 100 tahun.  Raga yang sudah renta tak membuatnya menyerah. Bersama istrinya, Anan Dahniar (95), pasangan lansia asal Tapak Moge Timur, Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah, ini membuktikan bahwa impian untuk berhaji ke Tanah Suci tak pernah mengenal usia.

Pada Selasa, 29 April 2025, suasana hangat menyelimuti rumah mereka. Keduanya baru saja pulang dari Puskesmas usai menjalani vaksin polio dosis kedua, sebagai salah satu syarat baru haji tahun ini. “Ini suntikan kedua,” ucap Anan.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mewajibkan vaksin polio untuk jemaah dari negara yang pernah mencatatkan kasus dalam satu tahun terakhir. Selain vaksin, syarat istitaah kesehatan juga wajib dipenuhi—meliputi aspek fisik, kognitif, dan kemampuan aktivitas sehari-hari.

Awan Dahlan lolos seluruh pemeriksaan. “Tidak ada penyakit serius, kata dokternya saya sehat,” ucapnya bangga. Ia bahkan masih aktif berkebun kopi setiap hari, dan masih mampu mengendarai sepeda motor.

Meski ingatannya mulai menurun, sang istri memastikan itu tidak mengganggu aktivitas harian. “Kadang lupa waktu saja. Tapi dia tetap tahu arah rumah, kebun, dan bisa kerja seperti biasa,” ujar Anan.

Pasangan ini dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada 20 Mei 2025, tergabung dalam kloter 3 Embarkasi Aceh. Keduanya tak pernah absen manasik haji dan aktif mengikuti senam lansia di puskesmas.

Baca Lainnya  Prof Haedar Nashir Tekankan Pentingnya Kualitas Pendidikan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah

Berangkat Haji dari Hasil Kebun Kopi

Uniknya, seluruh biaya perjalanan haji pasangan jemaah haji usia 100 tahun ini ditopang dari hasil kebun kopi. Awan memiliki beberapa lahan kopi di sekitar rumah dan daerah lain yang rutin dipanen tiap musim.

Menurut anak bungsunya, Munawar, setiap panen menghasilkan 30–40 kaleng kopi gabah, bahkan bisa mencapai 60 kaleng di musim terbaik. “Semuanya dari kebun kopi, izin Allah,” ucap Dahlan seperti dilansir laman Kementerian Agama.

Dana dari panen akhir tahun lalu langsung dipakai untuk melunasi biaya haji. “Langsung lunas, tidak dicicil,” tambahnya.

Dapat Prioritas Kuota Haji Lansia

Awan dan Anan tergolong beruntung. Meski baru mendaftar haji lima tahun lalu, mereka lolos seleksi prioritas kuota haji lansia yang disediakan Kementerian Agama. Tanpa kuota ini, mereka harus menunggu hingga tahun 2044.

“Kami punya kuota lansia sebanyak 219 dari total 4.378 jemaah haji asal Aceh tahun ini,” ujar Azhari, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Dari 1.168 jemaah lansia asal Aceh, hanya tujuh orang yang berusia di atas 95 tahun—termasuk Awan dan Anan. Pelayanan khusus pun disiapkan, mulai dari akomodasi di lantai dasar hingga pendampingan fisik selama menjalankan ibadah. “Pelayanan ini adalah bentuk perhatian pemerintah agar jemaah lansia bisa beribadah dengan tenang,” kata Azhari.

Harapan dan Doa Seorang Kakek Seabad

Meski ini adalah haji pertama, Awan Dahlan sudah dua kali mengunjungi Tanah Suci lewat umrah. Ia bersyukur bisa kembali, kali ini untuk menunaikan rukun Islam kelima. “Sudah tiga kali ke Ka’bah. Berkah umur,” ucap kakek yang memiliki 12 saudara ini.

Baca Lainnya  Indonesia Gabung BRICS: Dosen Hubungan Internasional UMM Ungkap Tantangan Diplomatiknya

Menjelang keberangkatan, ia mengaku sempat membayangkan suasana di Masjidil Haram. “Saya malah kepikiran bagaimana kalau didorong-dorong orang di sana. Ramai sekali, ya,” ujarnya sambil tertawa ringan.

Di antara semangat ibadah, cinta dan kesetiaan pasangan sepuh ini menjadi kisah inspiratif yang tak ternilai. Di tengah usia yang telah menua, Awan dan Anan menunjukkan bahwa semangat beribadah bisa terus menyala, selama hidup masih berdenyut dan harapan tetap terjaga.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *