Agung Danarto: Jangan Terjebak Warna, Muhammadiyah Terbuka untuk Kerja Sama dengan Semua Pihak

Agung Danarto: Jangan Terjebak Warna, Muhammadiyah Terbuka untuk Kerja Sama dengan Semua Pihak

MAKLUMAT — Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto, mengingatkan warga Muhammadiyah untuk tidak terjebak hanya kepada satu warna atau bendera partai politik (parpol) saja.

Hal tersebut ia tegaskan ketika menghadiri Pelantikan Direksi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta di Kompleks Perguruan Mu’allimin, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Ahad (1/6/2025).

Pernyataan tersebut juga sekaligus menanggapi reaksi dan sorotan netizen, yang mempertanyakan Madrasah Mu’allimin lantaran menerima bantuan dari salah satu partai politik. Menurut Agung, Muhammadiyah tetap teguh pada prinsipnya untuk tidak memihak ke satu parpol tertentu.

“Sifat terbuka ini sesuai dengan Kepribadian Muhammadiyah nomor 9, yaitu membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT,” kata Agung.

Kolaborasi dengan Semua Pihak

Lebih lanjut, Agung menekankan bahwa Muhammadiyah tidak pernah mempermasalahkan warna parpol yang memberikan bantuan, dan senantiasa berupaya untuk menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik.

“Kebetulan kemarin yang memberikan kepercayaan bajunya kuning, besok kalau ada baju biru pengen nyumbang, bahwa buatkan gedung kita terima. Yang merah juga enggak apa-apa,” selorohnya.

Agung juga menegaskan bahwa kolaborasi Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada partai politik, tetapi terbuka untuk bekerjasama dalam membangun pendidikan maju dan mendorong pembangunan negara demi tercapainya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

Baca Juga  Peringati HUT ke-72, IKAHI Aceh Santuni Panti Asuhan dan Pesantren

Saat ini, kata Agung, Muhammadiyah menjadi organisasi yang memiliki kepercayaan besar dari masyarakat. Hal itu membuat banyak institusi maupun individu tidak ragu untuk menyalurkan bantuan dan donasi melalui Muhammadiyah.

Ia menekankan bahwa kolaborasi inklusif tersebut menjadi pembelajaran penting bagi kader Muhammadiyah. “Untuk membangun Indonesia perlu berdiaspora ke mana saja, lewat mana saja, yang penting untuk menegakkan kalimat Allah dan membesarkan persyarikatan,” pungkas Agung.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *