Kinerja Perbankan Stabil di Tengah Risiko dan Dinamika Global

Kinerja Perbankan Stabil di Tengah Risiko dan Dinamika Global

MAKLUMAT – Stabilitas kinerja perbankan pada Mei 2025 tetap terjaga di tengah tekanan global. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat intermediasi perbankan masih tumbuh positif, dengan profil risiko yang tetap terkendali.

Berdasar keterangan resmi OJK, kredit perbankan tumbuh 8,88 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per April 2025. Namun demikian, catatan ini sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 9,16 persen. Total nilai kredit mencapai Rp7.960,94 triliun.

Dari sisi jenis penggunaan, Kredit Investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,86 persen yoy. Diikuti Kredit Konsumsi naik 8,97 persen dan Kredit Modal Kerja 4,62 persen. Perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi motor utama pertumbuhan kredit, dengan kenaikan 8,82 persen yoy.

Masa Depan Usaha Kecil dan Menengah

Dari sisi debitur, korporasi menjadi penopang utama dengan pertumbuhan kredit 12,77 persen yoy. Di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pertumbuhan lebih terbatas di angka 2,60 persen. Namun, kredit untuk usaha kecil tumbuh relatif tinggi, mencapai 9,48 persen yoy, seiring upaya perbankan memulihkan kualitas kredit UMKM pasca-pandemi.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,55 persen yoy menjadi Rp9.047 triliun, melambat dari Maret yang tumbuh 4,75 persen. Giro dan tabungan tumbuh seimbang masing-masing 6,02 persen dan 6,05 persen, sedangkan deposito hanya naik 2,07 persen.

Likuiditas industri perbankan tetap dalam level aman. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Non-Inti (AL/NCD) tercatat 111,32 persen dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada di 25,23 persen.

Baca Juga  Saham IHSG Anjlok, Ini Langkah OJK Selamatkan Pasar

Meski menurun dari bulan sebelumnya, keduanya masih jauh di atas ambang batas minimum, masing-masing 50 persen dan 10 persen. Liquidity Coverage Ratio (LCR) juga masih kokoh di level 200,35 persen.

Modal Perbankan Tetap Kuat

Kualitas kredit juga relatif stabil. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross naik tipis menjadi 2,24 persen dari 2,17 persen pada Maret, sementara NPL net tercatat 0,83 persen.

Rasio Loan at Risk (LaR) sedikit meningkat menjadi 9,92 persen, tetapi masih lebih rendah dari April 2024 maupun posisi sebelum pandemi pada Desember 2019 (9,93 persen).

Dari sisi ketahanan, permodalan perbankan tetap kuat. Capital Adequacy Ratio (CAR) naik tipis ke level 25,43 persen, menjadi bantalan penting dalam menghadapi risiko global yang masih tinggi.

Fenomena Buy Now Pay Later (BNPL) di sektor perbankan menunjukkan pertumbuhan signifikan. Per April 2025, porsi kredit BNPL masih kecil, hanya 0,27 persen dari total kredit. Namun demikian, pertumbuhannya mencapai 26,59 persen yoy dengan baki debet Rp21,35 triliun. Jumlah rekening tercatat sebanyak 24,36 juta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *