Think Globally, Act Locally: Haziz Hidayat dan Misi Global dari UMM

Think Globally, Act Locally: Haziz Hidayat dan Misi Global dari UMM

MAKLUMAT — Haziz Hidayat bukanlah mahasiswa biasa. Ia datang dari Lombok (Nusa Tengggara Barat) ke Malang (Jawa Timur) bukan sekadar kuliah. Kedatangannya untuk menorehkan kiprah yang berdampak luas, dari ranah lokal hingga forum internasional.

Namanya kini dikenal sebagai tokoh kunci di balik berdirinya SDG’s Center Student dan SDG’s Youth Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dua forum yang menjadi wadah strategis bagi anak muda untuk bergerak dalam isu pembangunan berkelanjutan.

Haziz pertama kali menyadari pentingnya kerja global ketika mengikuti program pertukaran Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) di Universitas Islam Indonesia (UII) pada 2021. Di sinilah kesadarannya tentang SDG’s, Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, mulai tumbuh.

Sejak saat itu, jalur aktivismenya tak lagi hanya nasional. Ia terus terlibat dalam forum-forum regional dan global yang membahas masa depan dunia dan keberlanjutan planet.

Info Lokal Berkiprah Global

Nama Haziz tercatat sebagai delegasi dalam forum Values of 20 (V20), bagian dari gelaran G20 pada 2022. Di tahun berikutnya, ia hadir dalam Youth ASEAN Summit, World Water Forum, dan National Student Leaders on Sustainability. Ia juga ikut serta dalam Indonesia Sustainability Forum serta membangun jejaring dengan lembaga internasional seperti JICA melalui Coorporation Network between SDG’s Center X JICA.

Tak hanya aktif di luar kampus, Haziz juga menjabat sebagai President of Global Model United Nations (MUN), sebuah forum simulasi sidang PBB yang melatih mahasiswa untuk berpikir kritis, diplomatis, dan solutif atas persoalan global. Di sisi lain, ia tetap membumi dengan menjadi Project Manager Pojok Wifi Gratis serta Advisor Sekolah Jalanan for Quality Education, dua program yang menargetkan pemberdayaan masyarakat marginal.

Baca Juga  Klinik Tarif Seikhlasnya, Ikhtiar dr. Rafika Augustine Bantu Warga Kurang Mampu

Semangat membangun dari bawah ini ia terapkan juga di dalam lingkungan kampus. Di UMM, Haziz aktif membaurkan kegiatan kemahasiswaan dengan gerakan pembangunan global melalui SDGs Center. Ia juga terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), memperluas cakupan kolaborasi dan keterlibatan mahasiswa.

Tularkan Ilmu di Berbagai Kampus

“Nilai-nilai dalam SDGs sangat universal,” ujar Haziz ketika ditemui seusai wisuda. “Ini selaras dengan program global dan sekaligus menjadi jembatan penting dalam membangun kerja sama internasional.”

Baginya, forum SDG’s bukan sekadar kegiatan ekstra-kurikuler. Ini adalah alat advokasi sekaligus strategi internasionalisasi kampus. Haziz meyakini bahwa SDG’s Center dapat mendorong akreditasi internasional UMM sekaligus menjadi penguat posisi kampus dalam peta global.

Sebagai mahasiswa Ekonomi Syariah, Haziz telah menjadi pemateri di sejumlah kampus terkemuka—dari Politeknik Negeri Bandung (Polban), Universitas Brawijaya, hingga UNIDA Gontor dan Universitas Muhammadiyah Mataram. Tak jarang ia tampil satu panggung dengan pembicara internasional, membahas topik-topik seperti energi bersih, pendidikan inklusif, dan ekonomi berkelanjutan.

“Proses ini butuh dukungan, apresiasi, serta wadah yang tepat. Dan UMM memberikan itu semua,” ucapnya lugas.

Pesan Moral dari Bangku Kuliah

Haziz juga menaruh perhatian khusus pada posisi mahasiswa daerah dalam dinamika perguruan tinggi nasional. “Sebagai anak Lombok, saya percaya bahwa mahasiswa perantauan harus bermental petarung, aktif, berprestasi, dan mau terus belajar,” katanya. Ia mengajak generasi muda UMM untuk mulai dari hal kecil namun konsisten.

Baca Juga  Elektrifikasi Alat Bongkar Muat, Ini Tujuan TPS

“Think globally, act locally,” tuturnya. “Berpikirlah luas secara global, tapi mulailah dengan aksi kecil di sekitar kita. Jangan takut untuk memulai, karena bangku kuliah adalah tempat kita berproses, bukan untuk mengejar hasil semata.”

Melalui jejak dan prestasi Haziz Hidayat, terbukti bahwa mahasiswa tak harus menunggu lulus untuk memberi dampak. Dengan visi global dan semangat lokal, ia menunjukkan bahwa mahasiswa bisa menjadi agen perubahan—bukan hanya untuk kampus, tetapi juga bagi masa depan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *