MAKLUMAT – Di tengah arus digitalisasi dan tekanan nilai tukar rupiah, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menegaskan komitmennya membangun ekosistem kewirausahaan kampus lewat penyelenggaraan Divakara Expo 2025.
Acara ini terlaksana pada 16 Juni lalu, dengan operator Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI PT) UMM. Organisasi mengandeng Koperasi Mahasiswa UMM dan sejumlah mitra internal maupun eksternal kampus.
Mengangkat tema “Digitalisasi dan Dinamika Nilai Rupiah,” agenda ini bukan sekadar pameran bisnis mahasiswa. Kegiatan ini menjelma menjadi panggung pengembangan potensi ekonomi kreatif generasi muda melalui seminar nasional, kompetisi business model canvas, ekspo UMKM, hingga perekrutan anggota baru.
Inkubasi Bisnis Calon Pengusaha
Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik, M.Si., menyebut Divakara Expo sebagai pengejawantahan dari nilai dasar kampus putih: mendidik anak muda menjadi pribadi yang tangguh, inovatif, dan berjiwa pengusaha.
“Di era disrupsi ini, mahasiswa tidak cukup hanya menerima kehidupan yang lebih baik (accept for the better life), tapi harus bersiap menghadapi situasi terburuk (prepare for the worst),” ujarnya.
Bagi Nazaruddin, kepemimpinan mahasiswa harus memiliki semangat entrepreneur yang konkret dan berorientasi pada pemecahan masalah nyata. UMM, tambahnya, telah menanamkan nilai kewirausahaan sejak 2017 dalam berbagai sektor: dari kesehatan, pertanian, perhotelan, hingga jasa dan intelektual.
Ketua HIPMI Kota Malang, Kartika, menekankan pentingnya kompetisi bisnis sebagai ruang uji model usaha sekaligus pembentuk mental mahasiswa. Dalam sambutannya, ia mendorong peserta untuk membuka diri terhadap dunia digital dan terus memperluas wawasan kewirausahaan.
Kolaborasi Cetak Masa Depan Bangsa
“Sinergi antara kampus, dunia usaha, startup, dan masyarakat adalah kunci. Kolaborasi seperti inilah yang memperkuat fondasi ekonomi nasional,” katanya.
Divakara Expo 2025 menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi bukan sebagai tempat meraih gelar. Di tempat ini menjadi ruang aktualisasi gagasan dan inovasi realitas sosial dan ekonomi. Bagi UMM, wirausaha bukan sekadar karier alternatif, tapi strategi jangka panjang untuk menjawab tantangan masa depan bangsa.
“Bisnis yang baik adalah bisnis yang menyentuh kehidupan manusia,” tutup Nazaruddin.