Ahad Pagi PCM Sananwetan: Siksa Neraka yang Menggetarkan!

Ahad Pagi PCM Sananwetan: Siksa Neraka yang Menggetarkan!

MAKLUMAT — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sananwetan menggelar Kajian Ahad Pagi di Masjid Al-Ikhlas Muhammadiyah Karangtengah, Kota Blitar, yang diikuti ratusan jemaah dengan antusias, Ahad (22/6/2025).

Mengangkat tema “Dahsyatnya Siksa Neraka”, kajian kali ini menghadirkan KH Gus Shihabudin sebagai narasumber utama. Sejak pukul 06.00 WIB, suasana masjid telah dipenuhi semangat keilmuan dan kekhidmatan. Ketua PCM Sananwetan, Mubarok, B.A, membuka kegiatan dengan sambutan hangat, menekankan pentingnya menghadirkan dakwah yang membumi dan menyentuh sisi spiritual masyarakat.

Dalam ceramahnya, KH. Gus Shihabudin menyampaikan paparan yang menggugah dan menohok. Ia menegaskan bahwa neraka bukan sekadar simbol atau dongeng, tetapi realitas yang dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan Hadits. Dengan gaya tutur khas yang tegas namun mengena.

Ia menguraikan jenis-jenis siksa neraka yang mengerikan, dari api yang membakar hingga air mendidih yang meluluhlantakkan tubuh. “Neraka itu nyata. Jangan ditertawakan atau dianggap isapan jempol. Rasulullah sendiri menyebut, panasnya api neraka 70 kali lipat dari api dunia,” tegas Gus Shihabudin di hadapan jamaah.

Namun, lebih dari sekadar menakut-nakuti, Gus Shihabudin justru mengajak jamaah menjadikan gambaran siksa tersebut sebagai pengingat dan motivasi. “Bukan untuk membuat kita putus asa, tapi supaya kita bersegera bertobat dan memperbaiki amal. Neraka adalah pengingat agar hidup kita tidak keluar dari jalan Allah,” ujarnya.

Ia juga menyelipkan kisah-kisah menggetarkan tentang orang-orang yang selamat dari siksa neraka karena satu amal ikhlas, serta mereka yang justru celaka karena mengabaikan dosa kecil yang terus-menerus dilakukan. Menjaga shalat, memperbanyak sedekah, menjaga lisan, dan menjauhi maksiat menjadi pesan-pesan utama yang disampaikan dalam kajian tersebut.

Baca Juga  Setelah Fokus Kontestasi Pemilu 2024, LHKP Diminta Aktif Kawal UU dan Kebijakan Pemerintah

“Kadang kita remehkan satu kalimat atau satu kebiasaan kecil. Tapi itu bisa jadi sebab tergelincirnya kita ke neraka, jika tidak dijaga,” imbuhnya.

Tak hanya menyajikan dakwah yang menyentuh hati, suasana kekeluargaan juga terasa hangat selepas kajian. Panitia menyediakan bakso gratis bagi seluruh jamaah yang hadir. Sederhana namun berarti, momen ini menjadi ruang kebersamaan lintas usia, dari anak-anak hingga lansia yang duduk bersama menikmati santapan dan rasa syukur.

Kajian Ahad Pagi PCM Sananwetan tak hanya membangkitkan kesadaran ruhani, tetapi juga membangun kedekatan sosial di tengah masyarakat. Sebuah dakwah yang tidak hanya menggema di mimbar, tapi juga menyapa dari hati ke hati.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *