Tesla Mulai Goyah: Penjualan Anjlok, Stok Menumpuk

Tesla Mulai Goyah: Penjualan Anjlok, Stok Menumpuk

MAKLUMAT – Industri otomotif Amerika Serikat, Tesla, yang selama ini digdaya di pasar mobil listrik, mulai menghadapi masa-masa sulit. Perusahaan milik Elon Musk itu baru saja mengumumkan laporan produksi dan pengiriman untuk kuartal kedua 2025.

Mengutip pernyataan resmi perusahaan, melalui EV Arena, hasilnya tidak menggembirakan: pengiriman mobil Tesla turun drastis. Di satu sisi stok kendaraan yang belum terjual terus membengkak.

Selama periode yang berakhir Juni 2025, Tesla mengirimkan 384.122 kendaraan listrik di seluruh dunia. Angka ini turun 13 persen dari periode yang sama tahun lalu (YoY), dengan peniriman 444.000 unit. Penurunan ini mengonfirmasi bahwa masalah yang Tesla sejak awal tahun bukan insiden tunggal, tetapi bagian dari tren pelemahan yang mulai sistemik.

Prediksi analis Wall Street sebelumnya memperkirakan pengiriman akan mencapai sekitar 385.000 unit. Tesla nyaris memenuhi ekspektasi tersebut, tetapi tetap meleset tipis. Di sisi produksi, Tesla justru meningkatkan output menjadi 410.244 unit. Artinya, sekitar 25.000 mobil selama kuartal ini belum terserap pasar dan menumpuk di gudang.

Tak Sanggup Saingi General Motors

Model 3 dan Model Y masih menjadi tulang punggung Tesla. Kedua model ini berkontribusi pada 373.728 unit pengiriman. Namun, kondisi untuk model-model lainnya justru makin suram.

Kategori ‘Other Models’—yang mencakup Model S, Model X, Tesla Semi, dan Cybertruck—pengirimannya hanya 10.394 unit dari total produksi 13.409 unit. Penjualan kategori ini merosot lebih dari separuh dibandingkan puncaknya pada 2024, ketika pesanan awal Cybertruck masih mengalir.

Baca Juga  Mensos Gus Ipul Ajak Kepala Daerah se-Jatim Sukseskan Sekolah Rakyat

Cybertruck, yang dulu digadang-gadang sebagai produk revolusioner, kini jauh dari ekspektasi. Kapasitas produksi tahunan yang semula dirancang mencapai 250.000 unit, kini realistisnya hanya sekitar 20.000 unit per tahun.

Prediksi sejumlah pengamat menyebut Tesla hanya berhasil mengirimkan sekitar 5.000 unit Cybertruck pada kuartal kedua. Sebagai pembanding, Ford justru mampu menjual 5.842 unit truk listrik F-150 Lightning pada periode yang sama, itu pun dalam kondisi penurunan penjualan sebesar 26 persen. General Motors, dengan lini Silverado EV, GMC Sierra EV, dan Hummer EV, juga berhasil mengungguli penjualan Cybertruck.

Tesla sempat menyalahkan kinerja buruk di kuartal pertama pada perubahan jalur produksi Model Y versi terbaru. Namun, dengan pabrik yang kini beroperasi penuh, alasan itu sudah tidak berlaku.

Kenyataannya, bahkan dengan insentif seperti kredit pajak federal sebesar USD7.500 untuk beberapa model, permintaan pasar tetap melemah dan tak mampu mengimbangi produksi.

Saham Tesla Masih Kokoh

Tesla kini menghadapi masalah serius: lini produk yang menua, persaingan makin ketat, dan pasar mobil listrik di AS mulai mendingin. Data awal menunjukkan penjualan Tesla di Paman Sam kemungkinan anjlok hingga 20 persen pada kuartal ini.

Masalah Tesla tak berhenti di situ. Ancaman perubahan kebijakan pemerintah federal bisa menghapus insentif pajak kendaraan listrik. Selain itu, melonggarkan regulasi efisiensi bahan bakar yang selama ini menjadi keuntungan Tesla.

Baca Juga  Waduh! Volume Sampah Naik Usai Idulfitri

Berbeda dengan para pesaing lama seperti Ford dan GM, Tesla tidak punya lini kendaraan berbahan bakar fosil untuk menopang bisnis jika pasar EV terus melemah.

Yang menarik, meskipun berita buruk ini terus bermunculan, saham Tesla tetap melambung. Investor tampaknya tetap percaya pada Tesla. Meskipun perusahaan menanggung sekitar EUR2 miliar nilai kendaraan yang belum terjual dan penjualan yang terus menurun. Cybertruck, yang ‘menerima pesanan’ sekitar dua juta orang, kini sulit menemukan mencari pembeli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *