Politisi PDIP: Warga Surabaya Itu Egaliter, Partisipatif jika Aspirasi Diwadahi

Politisi PDIP: Warga Surabaya Itu Egaliter, Partisipatif jika Aspirasi Diwadahi

MAKLUMAT — Karakteristik warga Surabaya yang terbuka dan egaliter menjadi faktor penting dalam mendorong partisipasi politik. Hal itu disampaikan politisi senior PDI Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya, Saleh Ismail Mukadar, saat ditemui wartawan Maklumat.id pada Senin (14/7/2025).

Menurutnya, warga Kota Pahlawan bukan tipe masyarakat yang tertutup terhadap politik. Asalkan kepentingan dan aspirasi masyarakat benar-benar didengar serta mampu ditindaklanjuti oleh partai.

“Surabaya ini kan masyarakat yang sangat-sangat egaliter. Masyarakat yang sebenarnya sangat mudah untuk kemudian diajak. Sepanjang kemudian kepentingan-kepentingan mereka itu diwadahi,” ujarnya.

Ia menyebut, ketika warga merasa tidak ada saluran untuk menyampaikan pendapat, mereka cenderung bersikap apatis terhadap kehadiran partai politik. Namun, saat ada respons cepat dan nyata terhadap usulan mereka, partisipasi pun mengalir dengan sendirinya.

Saleh mengaitkan karakteristik ini dengan kekuatan PDI Perjuangan di Surabaya. Menurutnya, partai ini bisa tumbuh kuat karena mampu menjalin komunikasi yang intens dengan warga, tidak hanya saat menjelang pemilu.

“PDI Perjuangan jadi kuat di Surabaya ini di antaranya karena aspirasi partai itu nyambung cepat. Kebutuhan masyarakat, menyangkut masalah kampung, macam-macam itu, bisa terkoordinasi dengan bagus. Aspirasi itu lancar jalan,” katanya.

Saleh menegaskan bahwa warga Surabaya sebenarnya bukan pemilih yang pragmatis. Kepercayaan dibangun dari rekam jejak perhatian, bukan sekadar bantuan atau iming-iming sesaat. Apalagi hanya menyapa masyarakat menjelang kontestasi.

Baca Juga  Sekum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti: Dakwah Digital Harus Selalu Diperbarui

Berkaca dari pengalamannya saat terjun di Pilkada Surabaya 2020, ia menyebut kepercayaan warga bisa menjadi modal elektoral yang kuat. Bahkan ketika berhadapan dengan banyak lawan politik sekaligus.

“Melawan delapan partai kala itu. Kita bisa menang dengan tanpa sembako dan lain-lain,” imbuh eks Ketua DPC PDIP Kota Surabaya tersebut.

Bagi dia, partai politik harus benar-benar hadir dan menyatu dengan masyarakat. Bukan hanya dalam bentuk simbol, tapi juga kerja nyata hingga tingkat akar rumput. Jika partai mampu merawat hal semacam ini, maka partisipasi untuk bersama membangun kota akan lebih dapat dimaksimalkan.

“Kita harus mengakar ke bawah sebagai partai. Mewadahi dan tanggap dengan aspirasi masyarakat, itu penting,” tandas Saleh.

*) Penulis: M Habib Muzaki / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *