Iqbal Wi’an Putra: Dari Korban Peluru Nyasar, Hafiz Quran, hingga Beasiswa ke Libya

Iqbal Wi’an Putra: Dari Korban Peluru Nyasar, Hafiz Quran, hingga Beasiswa ke Libya

MAKLUMAT — Iqbal Wi’an Putra merupakan salah satu wisudawan berprestasi dalam Wisuda ke-45 Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), yang digelar pada Sabtu (26/7/2025) lalu.

Iqbal—panggilan akrabnya—adalah putra asli Kalimantan Timur, yang sebelumnya menempuh pendidikan di Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Umsida.

Dari Korban Peluru Nyasar Jadi Hafiz Quran

Kehangatan keluarga yang ia rasakan sejak kecil berubah drastis pada tahun 2006. Saat itu usianya baru empat tahun.

Iqbal menjadi korban peluru nyasar dalam sebuah operasi penangkapan di wilayah Bontang Selatan, Kalimantan Timur.

Ketika ia sedang tidur, kepalanya tertembus peluru nyasar saat polisi tengah mengadakan operasi penangkapan.

Akibat kejadian tersebut, Iqbal menderita kelumpuhan (tunadaksa sepatuh) di tubuh bagian kiri.

Namun kondisi tersebut tidak membuat Iqbal menyerah begitu saja. Ia tetap gigih belajar seperti anak-anak lain, hingga akhirnya diterima menempuh pendidikan tinggi di Umsida.

Selama menjadi mahasiswa, Iqbal menunjukkan kegigihan luar biasa. Ia tidak hanya menempuh kuliah, tetapi juga aktif di berbagai kegiatan, produktif, serta mengukir prestasi dalam berbagai ajang kompetisi.

Iqbal tumbuh dalam keluarga sederhana yang religius. Hasil didikan tersebut berhasil membuat Iqbal menjadi seorang hafiz Al-Quran.

Semasa kuliah, ia aktif mengikuti berbagai perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), lomba karya tulis ilmiah, hingga ajang-ajang kompetisi hafalan.

Baca Juga  Konflik Israel - Iran Berlanjut, Ancaman Krisis Global di Depan Mata

Beberapa di antara deretan prestasi yang berhasil diukirnya, seperti juara hafalan 100 hadis dengan sanad, juara 3 Musabaqah Fahmil Quran Mahasiswa, serta juara harapan 3 Seleksi Dakwah Quran dan Hadis Nasional.

Penerima Beasiswa ke Libya

Berkat prestasinya tersebut, Iqbal mendapat kesempatan yang luar biasa. Pada Oktober 2024 lalu, Iqbal mendapat kejutan luar biasa dalam momen Tabligh Akbar bertajuk “Revitalisasi Gerakan Masjid” di Masjid An-Nur yang menghadirkan Ustaz Dr Adi Hidayat Lc MA.

Dalam kesempatan itu, Ustaz Adi Hidayat memberikan tantangan untuk sambung ayat Al-Quran, di mana Iqbal berhasil menjawabnya dengan sangat baik.

Dari situ, Iqbal mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan studi jenjang S2 di Tripoli, Libya tepatnya Fakultas Dakwah Islamiyah, yang difasilitasi oleh Ustaz Adi Hidayat.

Iqbal yang merupakan Hafiz 30 juz Al-Quran juga aktif sebagai Remaja Masjid An-Nur, sekaligus menjalankan tugas sebagai marbot dan imam di sana.

Atas dedikasi dan perjuangannya, ia juga menerima santunan sebesar Rp24 juta dari Ustadz Adi Hidayat sebagai bentuk penghargaan dan pengganti biaya hidup selama tinggal di masjid tersebut.

Perjalanan akademik Iqbal tidak berhenti sampai di situ. Ia juga diterima di UIN Sunan Ampel Surabaya pada jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir pada tahun 2020.

Setahun kemudian, ia melanjutkan kuliah di Umsida di Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Kini, ia juga sedang menempuh studi magister di UIN Sunan Ampel pada jurusan Studi Islam.

Baca Juga  AS dan Inggris Serang Yaman, Klaim Targetkan Kelompok Houthi

Ditambah dengan beasiswa dari Ustadz Adi Hidayat, Iqbal menjalani pendidikan double degree dari jenjang sarjana hingga magister.

Tahun 2025 menjadi momentum membanggakan bagi Iqbal. Ia lulus dari Umsida dengan predikat cumlaude dan segudang prestasi.

Di momen wisudanya, Iqbal terpilih menjadi perwakilan mahasiswa yang menyampaikan pesan dan kesan di hadapan wisudawan dan tamu undangan.

Momen Haru di Podium Wisuda Umsida

Wisudawan berprestasi Umsida, Iqbal Wi’an Putra. (Foto: Humas Umsida)
Wisudawan berprestasi Umsida, Iqbal Wi’an Putra. (Foto: Humas Umsida)

Dalam paparan pesan dan kesannya, Iqbal mengisahkan bahwa kelumpuhan pada tubuh bagian kirinya menyulitkan mobilitas selama kuliah. Ia mengaku cukup struggle untuk bisa menempuh bangku perkuliahan layaknya mahasiswa pada umumnya.

“Bagaimana mungkin seorang mahasiswa tunadaksa seperti saya dapat mengikuti perkuliahan layaknya mahasiswa pada umumnya,” pikirnya saat itu.

Namun ketika bergabung di Umsida, semua kekhawatiran itu terpatahkan.

Iqbal mengenang bagaimana pihak kampus, termasuk Rektor Umsida dan Kaprodi PBA, memberikan kemudahan dengan menempatkannya di Masjid An-Nur sebagai marbot dan imam, yang menurutnya sangat membantu proses perkuliahan.

“Menjadi seorang yang penuh keterbatasan bukan berarti menyerah. Justru harus menjadi motivasi untuk berkarya lebih tinggi,” ucapnya sembari mengutip Surat Al-Baqarah ayat 286.

Iqbal merasa bersyukur karena mendapatkan dukungan penuh dari Umsida. Ia menyebutkan bahwa dari Umsida-lah ia mendapat beasiswa tahfiz, menjadi juara MTQ, dan menjadi bagian dari dakwah Islam.

Baca Juga  Kisah Laura Amandasari, Mahasiswa Kristen yang Temukan 'Rumah Kedua' di UMSU

Ia juga mengungkapkan kebanggaannya karena diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada formasi penghulu Kantor Wilayah Kalimantan Timur

“Dari apa yang saya alami, saya harap kawan-kawan jangan pernah bersedih pada keadaan. Jangan mudah rapuh jangan putus harapan. Yakinlah pada janji Allah,” katanya.

Lantas, ia berterima kasih kepada Umsida lantaran menjadi tempat inklusif bagi mahasiswa disabilitas dan memberikan fasilitas serta dukungan.

“Teman-teman, perjalanan kita masih panjang. Mari kita bawa nama besar almamater kita ini dengan penuh tanggung jawab. Bapak dan ibu dosen, kami mohon ridhanya,” pungkas Iqbal.

*) Penulis: Romadhona S / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *