Sugeng Tindak, Pak Rosyad: Jejakmu Abadi di Muhammadiyah

Sugeng Tindak, Pak Rosyad: Jejakmu Abadi di Muhammadiyah

MAKLUMAT — Suasana haru menyelimuti kompleks Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Kamis (31/7). Ratusan pelayat berdiri berbaris, melepas kepergian salah satu tokoh kunci Muhammadiyah, Abdul Rosyad Sholeh. Ia wafat di usia senja, meninggalkan jejak panjang dalam sejarah dakwah dan organisasi.

Jenazah almarhum dishalatkan usai salat Zuhur. Satu per satu tokoh hadir. Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, datang lebih awal. Setelah itu, terlihat Agus Taufiqurrahman, Salmah Orbayyinah, hingga Fadlul Imansyah.

Tak hanya dari pengurus aktif, para tokoh lintas generasi pun datang. Din Syamsuddin, Muhadjir Effendy, hingga sesepuh Muchlas Abror ikut melepas. Mereka menunduk, berdoa, mengenang sosok Rosyad yang sederhana namun tajam pemikiran.

“Terima kasih atas doa dan perhatian semuanya,” ujar Azman Latief, mewakili keluarga. Kalimat singkat itu disampaikan dengan mata yang basah.

Haedar mengenang Rosyad sebagai sosok yang tak pernah jauh dari Muhammadiyah. “Sejak 1975, beliau selalu hadir. Dari zaman Pak Fachrudin hingga era Pak Din Syamsuddin,” tutur Haedar dikutip dari Suara Muhammadiyah.

Di mata Haedar, Rosyad bukan hanya organisatoris. Ia juga guru kehidupan. Kata dan tindakan selaras. Lugas tapi lembut. Tegas tapi rendah hati. “Beliau itu teladan. Taat azas, disiplin, dan selalu berpikir sistematis,” ucapnya.

Semasa hidup, Rosyad dikenal produktif. Dua karyanya, Manajemen Dakwah dan Muhammadiyah Gerakan Islam, menjadi bacaan wajib bagi kader. Ia juga ikut menggagas berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), bersama tokoh lain seperti Amien Rais dan Sudibyo Markus.

Baca Juga  Muhammadiyah dan Kemenhut Teken MoU, Komitmen Kelola Hutan Secara Berkeadilan

Kini, sang penjaga khidmat itu telah tiada. Tapi jejaknya masih membekas. Pemikirannya masih hidup. Doa-doa pun mengiringinya menuju peristirahatan terakhir di Makam Karangkajen, Brontokusuman, Yogyakarta.

Prosesi pemakaman berlangsung khidmat. Langit sore terasa lebih sunyi dari biasanya. Sugeng tindak Pak Rosyad, jejakmu abadi di Muhammadiyah.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *