MAKLUMAT — Khawarij itu bukan perkumpulan. Tidak punya struktur organisasi. Tidak punya kepengurusan, apalagi kantor. Khawarij adalah manhaj atau harakah atau paradigma atau state of mind, yaitu manhaj mengkafirkan sesama mukmin yang beda pandangan. Hanya mengakui kebenaran tunggal. Selain kelompoknya salah dan sesat. Kalau tidak sama, maka bukan golongan kita. Lantas dibuatlah atribut untuk membedakan siapa ana dan siapa antum.
———-
Dalam sebuah peristiwa seorang berkepala pelontos bejenggot lebat berkata: Takutlah kepada Allah ya Muhammad, itaqillah ya Muhammad atau dalam riwayat lain berkata: Berbuat adillah wahai Muhammad. I’dilu ya Muhammad.
Nabi saja diragukan ketakwaanya. Nabi juga diragukan keadilannya. Inilah mental khawarij merasa paling takwa, paling adil, paling benar. Selain kelompoknya disebut bathil.
Karena stafe of mind atau manhaj, maka khawarij bisa singgah dan tinggal di pemikiran orang sunni yang suka mengkafirkan, atau orang syiah yang suka mengkafirkan, atau wahabi salafi yang suka mengkafirkan. Itulah khawarij substantif. Semacam mental atau karakter yang melekat menjadi kepribadian suka mengkaferkan.
———-
Siapa pun yang tidak sehaluan disasar kafir: Para istri Nabi Saw disebut kafir, para sahabat yang tidak mengakui Ali Khawarij sebagai imam disebut kafir. Yang tidak mengaku dan tidak berbaiat pada imamah disebut kafir, tathir, ghadir, tsaqolain, dan atribut lainnya sebagai identitas.
Sebaliknya, yang membenci istri Nabi Saw disebut kafir. Yang tidak mengakui kekhilafahan Abu Bakar as Shiddiq disebut kafir, taqiyah, dan kawin muth’ah disebut menghalalkan zina otomatis kafer.
Jika syiah dikafirkan sunni. Kemudian sunni dikafirkan syiah. Kemudian keduanya dikafirkan salafi. Tinggal berapakah umat Islam yang tersisa.
Ini bukan soal agama, tetapi cara berfikir. Perspektif dan cara pandang tentang iman, Islam, dan ihsan, yang kerap dibaca terbalik. Bukan kawan yang didapat, tapi lawan.
Hipotesisnya adalah: Jika dua golongan mukmin bertengkar, maka yang berjaya adalah Yahudi dan Kresten.
———-
Nabi Saw Mengingatkan dengan keras hingga Usamah bin Zaid berkata, andai aku bisa memutar waktu untuk masuk Islam lagi, karena telah membunuh tentara kafir yang telah mengucap syahadat, yang aku kira hanya taqiyah untuk menyelamatkan diri.
Nabi Saw menjamin masuk surga bagi siapa pun yang telah mengucapkan lailaha illalah, meski ia mencuri dan berzina. Pelacur masuk surga karena memberi minum anjing haus. Atau pembunuh 100 orang yang hendak bertaubat, tetap dijamin surga atas ridha dan izin Allah Yang Maha Pemurah.
Butuh dada lapang, pikiran bening, hati ridha dapat menerima perbedaan dan keragaman—andai Allah berkehendak kita dijadikan satu umat satu pikiran satu hati satu perasaan satu manhaj satu ras satu bahasa dan satu agama. Wallahu ta’la a’lam.