Bikin Jutaan Rekening Bank Dibekukan! Siapa Sangka, Ternyata Alumni Unej dan UGM Ini Dalangnya

Bikin Jutaan Rekening Bank Dibekukan! Siapa Sangka, Ternyata Alumni Unej dan UGM Ini Dalangnya

MAKLUMAT — Ia tak muncul di layar kaca, tapi tangannya membuat jutaan rekening bank dibekukan. Dialah Ivan Yustiavandana—alumni Universitas Jember dan Universitas Gadjah Mada—yang kini memimpin PPATK dan mengguncang sistem keuangan nasional lewat serangkaian aksi intelijen keuangan yang senyap tapi mematikan.

Ivan resmi dilantik sebagai Kepala PPATK oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada 25 Oktober 2021. Sebelum menduduki jabatan tertinggi di lembaga tersebut, Ivan telah malang melintang di PPATK sejak tahun 2003. Kariernya merangkak naik, dimulai dari analis hingga dipercaya sebagai Direktur Pemeriksaan, Riset, dan Pengembangan pada 2013-2020. Ia kemudian menjabat Deputi Bidang Pemberantasan PPATK dari Agustus 2020 hingga akhirnya didapuk menjadi Kepala.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Jember ini melanjutkan pendidikannya ke Amerika Serikat dan meraih gelar Master of Laws (LL.M) dari Washington College of Law, Washington DC. Ia kemudian menuntaskan pendidikan doktoralnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude, mengukuhkan dirinya sebagai akademisi sekaligus praktisi hukum yang solid.

Di bawah komandonya, PPATK menggencarkan fungsi strategis lembaga dalam menganalisis dan memeriksa transaksi keuangan mencurigakan. Ivan dikenal sebagai otak di balik pelaksanaan dan publikasi National Risk Assessment untuk tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan pendanaan terorisme (TPPT). Ia juga memimpin penyusunan Financial Integrity Rating, Indeks Efektivitas Pencegahan dan Pemberantasan TPPU dan TPPT, serta Indeks Persepsi Publik terhadap upaya pemberantasan kejahatan keuangan.

Baca Juga  Muhadjir Effendy, Penasihat Khusus Presiden yang Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Universitas Negeri Malang

Peran Ivan tak hanya dominan di dalam negeri. Ia aktif mewakili Indonesia dalam forum-forum internasional, seperti Financial Intelligence Consultative Group (FICG) dan Anti-Money Laundering/Counter-Terrorist Financing Work Stream di kawasan ASEAN, Australia, dan Selandia Baru. Keikutsertaannya dalam kerja sama regional menjadikan Indonesia pemain penting dalam sistem intelijen keuangan dunia.

Di luar aktivitas lembaga, seperti dilansir laman resmi PPATK, Jumat (1/8/2025), Ivan juga produktif menulis. Ia telah menerbitkan sejumlah buku seperti “Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia”, “Penerapan Good Corporate Governance”, dan “Tindak Pidana Pencucian Uang di Pasar Modal”. Ia juga rutin menyumbangkan tulisan di berbagai jurnal hukum dan intelijen keuangan.

Meski kini memegang peran strategis dalam memblokir rekening mencurigakan dan membongkar jaringan pencucian uang, Ivan tetap menjaga sisi manusiawinya. Di sela padatnya agenda, ia dikenal gemar bersepeda — mungkin sebagai cara menyeimbangkan tekanan kerja dengan ketenangan pikiran.

Dengan rekam jejak panjang, kecakapan akademik, dan visi tegas dalam memberantas pencucian uang serta pendanaan terorisme, tak heran bila Ivan Yustiavandana kini menjadi tokoh sentral di balik pengawasan ketat terhadap perputaran uang di Indonesia. Ia bukan hanya birokrat. Ia adalah penjaga gerbang integritas sistem keuangan negeri ini.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *