Cermati Wajah Politikus Ini, Cantik-cantik Membakar Al-Quran Demi Ambisi Politik

Cermati Wajah Politikus Ini, Cantik-cantik Membakar Al-Quran Demi Ambisi Politik

MAKLUMAT — Valentina Gomez, kandidat Kongres Partai Republik untuk Distrik 31 Texas, menuai kecaman keras setelah mengunggah video membakar Al-Quran di akun X. Dalam rekaman itu, Gomez membakar Al-Quran dengan penyembur api sebagai sumpah untuk “mengakhiri Islam” di Negara Bagian Lone Star.

Sekitar satu persen penduduk Texas beragama Islam. Gomez justru menggunakan fakta itu untuk menebar ketakutan. “Putri-putrimu akan diperkosa dan putra-putramu akan dipenggal, kecuali kita menghentikan Islam untuk selamanya,” teriaknya sebelum membakar kitab suci umat Muslim tersebut. Melansir laporan The Independent, Rabu (27/8/2025), Gomez menambahkan, “Amerika adalah negara Kristen, jadi para teroris Muslim itu boleh pergi ke mana pun dari 57 negara Muslim. Hanya ada satu Tuhan yang benar, yaitu Tuhan Israel.”

Gomez menutup video itu dengan kalimat: dirinya “diberdayakan oleh Yesus Kristus.” Video yang diunggah @ValentinaForUSA sudah dibatasi oleh X, namun diposting ulang oleh @darkwebhaber.

Reaksi publik muncul seketika. Podcaster Brian Allen menulis di X, “Ini bukan politik. Ini hasutan. Ketika masjid-masjid mulai terbakar, ingatlah: ini adalah korek api dan Partai Republik Texas memberinya korek api.” Netizen lain menimpali, “Dia benar-benar akan melakukan apa saja demi pengaruh. Apa saja. Mengapa orang ini diizinkan menghasut kebencian dan pembunuhan?”

Aksi provokatif bukan hal baru bagi Gomez. Pada Desember 2024, ia pernah membuat video eksekusi tiruan terhadap seorang imigran. Ia mengikat boneka ke kursi, menutup kepalanya dengan kantong hitam, lalu menembaknya. “Sesederhana itu, eksekusi publik untuk setiap imigran ilegal yang memperkosa atau membunuh orang Amerika. Mereka tidak pantas dideportasi; mereka pantas dihabisi,” ujarnya.

Baca Juga  Beri Selamat ke Khofifah-Emil, Ketua PWM Jatim Sampaikan Sejumlah Pesan Berikut!

Ironisnya, Gomez sendiri lahir di Kolombia dan datang ke Amerika sebagai imigran. Presiden Kolombia Gustavo Petro ikut mengecam aksinya. “Dia bukan sekadar seorang fasis Amerika. Dia orang Kolombia. Dan sebagai seorang migran, yang dia inginkan adalah melampiaskan kebencian terhadap para migran. Kebanyakan orang Amerika dibunuh oleh orang Amerika,” tulis Petro.

Rekam Jejak

Rekam jejak ujaran kebencian Gomez panjang. Ia pernah meminta warga kulit hitam untuk “dengan baik hati” meninggalkan AS jika tidak menyukai negeri itu. Ucapannya ia lontarkan menjelang peringatan Juneteenth, yang ia sebut sebagai hari libur “paling keras.”

Sikap homofobik juga terekam jelas. Saat berkampanye di Missouri pada Februari 2024, ia kembali menyalakan penyembur api untuk membakar tumpukan buku LGBTQ+, termasuk buku remaja. Dalam video lain, Mei 2024, ia berlari melewati kawasan pro-LGBT+ dengan rompi antipeluru. Ia berseru, “Di Amerika, kamu bisa menjadi apa pun yang kamu mau. Jadi jangan lemah dan gay.”

Meski kerap mencari sensasi dengan aksi ekstrem, Gomez tidak pernah berhasil dalam upaya politiknya. Dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik Missouri, ia tersingkir di posisi keenam.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *