MAKLUMAT — Gagasan program menarik dilakukan sayap Partai Gema Bangsa, Gerakan Masyarakat Kebudayaan Nusantara (Gemantra), yang menginisiasi kompetisi ‘Gema Cipta Lagu’, yang menjadi lomba cipta lagu partai politik pertama yang pernah ada. Lomba tersebut telah diluncurkan pada 10 Agustus 2025 lalu dan telah berhasil menjaring puluhan karya para seniman musik dari 38 provinsi di Indonesia.
Ketua Umum Gemantra, Setiabudi AC Nurdin alias Buddy AC, yang juga dikenal sebagai pengamat musik dan pemerhati kebudayaan nusantara itu, menyebut bahwa selama ini partai politik dalam membuat lagu mars dan hymne mereka dengan menunjuk langsung para musisi. Sebab itu, Gemantra menginisiasi kompetisi tersebut untuk menarik partisipasi lebih luas dari masyarakat, khususnya keterlibatan para seniman, sejak partai politik berdiri.
“Partisipasi masyarakat luas, khususnya keterlibatan para seniman, harusnya dimulai sejak awal partai politik itu berdiri,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima Maklumat.id pada Jumat (12/9/2025).
“Selama ini musisi selalu dilibatkan hanya diatas panggung-panggung kontestasi politik, setiap lima tahun sekali. Padahal aktifitas kebudayaan adalah potensi utama peradaban manusia,” sambung pria yang juga Ketua Pelaksana Gema Cipta Lagu sekaligus Ketua Dewan Juri.
Panitia menyiapkan total hadiah hingga Rp75 juta untuk kompetisi Gema Cipta Lagu tersebut. Karya-karya yang masuk akan dikurasi dan dinilai oleh para dewan juri, baik dari internal Partai Gema Bangsa di tingkat DPP maupun di tingkat DPW, maupun para juri yang berasal dari kalangan musisi profesional.
Di tingkat pusat, ada musisi yang juga keyboardis asal grup band legendaris KLA Project, Adi Adrian, lalu John Paul Ivan dari Boomerang, Edwin M. Syarif dari Cokelat, ada juga solois Sandy Canester, hingga Sutrada Music Video Sanca Bachtiar.
Sementara dari internal Gemantra, selain Buddy AC yang menjadi Ketua Dewan Juri, ada juga Hardiansyah dan Mira Pane dari internal DPP Partai Gema Bangsa.
Kemudian, DPW Partai Gema Bangsa di 38 provinsi se-Indonesia akan bertindak sebagai juri lokal bersama dengan seniman lokal yang dipilih untuk melakukan seleksi awal, sebelum karya dari setiap daerah dikurasi kembali oleh dewan juri dari musisi profesional.
“Juri internal bertugas untuk menjaga, agar tema maupun frasa yang digunakan dalam setiap lagu, baik Mars maupun Hymne, mencerminkan platform utama dari Partai Gema Bangsa, yaitu Indonesia Mandiri, Indonesia Reborn dan Desentralisasi Politik,” terang Buddy AC.
Di sisi lain, Ketua Umum Partai Gema Bangsa, Ahmad Rofiq, berharap melalui kompetisi tersebut dapat menghasilkan karya untuk menjadi mars dan hymne partainya, yang menurut rencana bakal dideklarasikan pada 17 Januari 2026 mendatang.
“Ini adalah kompetisi berskala nasional pertama, yang terbuka untuk umum, demi mendapatkan karya lagu Mars dan Hymne terbaik untuk sebuah partai politik baru,” kata Rofiq.
Sebelum melakukan deklarasi Partai Gema Bangsa, Rofiq mengungkapkan telah membentuk sayap-sayap gerakan partai, yakni ‘Mahadewi’ yang khusus untuk aktivitas keperempuanan, serta ‘Gemantra’ yang menjadi wadah bagi kegiatan-kegiatan politik kebudayaan.
“Gema Cipta Lagu ini, adalah program pertama dari Gemantra sebagai sayap partai Gema Bangsa, yang belum pernah dilakukan oleh partai politik manapun, dimana masyarakat umum dilibatkan sejak awal untuk menjadi bagian yang signifikan dari kegiatan partai politik pada ruang-ruang kebudayaan,” tandasnya.
Adi Adrian dari KLA Project, mengapresiasi inisiasi kompetisi yang diadakan Gemantra itu, sebab dinilai mampu melibatkan masyarakat luas dalam menciptakan mars dan hymne bagi partai politik baru, sehingga lebih dekat dengan masyarakat.
Gitaris Boomerang, John Paul Ivan alias JPI, menilai banyak karya-karya kreatif yang masuk, kendati kompetisi lagu untuk partai politik sebenarnya terkesan serius dan formal. “Kompetisi cipta lagu ini sepertinya serius banget, karena untuk partai politik. Tapi bagi seniman musik yang kreatif, ini adalah tantangan yang mengasikkan,” ujarnya.
Senada, Gitaris Cokelat Edwin Marshal Syarief menilai bahwa menciptakan lagu untuk partai politik ataupun lagu-lagu bertema kebangsaan cukup menantang. Sebab itu, perlu kreativitas dan effort tinggi.
“Saya dan teman-teman Cokelat pernah ditantang untuk bikin lagu bernuansa kebangsaan. Memang perlu effort yang besar untuk menghasilkan yang terbaik. Dana kamu menghasilkan lagu Bendera,” kisahnya.
Sekadar informasi bagi para musisi, seniman musik, maupun masyarakat luas yang ingin mengikuti kompetisi tersebut, pengiriman karya masih dibuka hingga tanggal 10 Oktober 2025 mendatang, dengan mengirimkan karyanya melalui email [email protected]
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam karya yang diciptakan, antara lain:
- Karya lagu harus otentik bukan hasil genarate AI;
- Durasi minimal 1,5 menit;
- Lirik menggunakan bahasa Indonesia;
- Lirik harus merefleksikan semangat nasionalisme visi dan misi Partai Gema Bangsa; serta
- Hak cipta kompetisi menjadi hal milik partai Gema Bangsa.
Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.