Pasar Demangan Jadi Ladang Ibadah Hijau ala Aisyiyah Gondokusuman

Pasar Demangan Jadi Ladang Ibadah Hijau ala Aisyiyah Gondokusuman

MAKLUMAT — Ruang kelas SD Muhammadiyah Demangan tak seperti biasanya. Kursi-kursi disusun rapi, ibu-ibu berseragam batik Aisyiyah duduk sambil membawa buku catatan, sebagian lagi sibuk berbisik sebelum acara dimulai. Di depan, spanduk bertuliskan “Pasarku Tempat Ibadahku” membentang, seolah menegaskan misi besar yang hendak mereka bawa pulang ke pasar tradisional: mengurangi plastik sekali pakai.

Ya, Ahad (14/9/2025), Ranting Aisyiyah se-Cabang Gondokusuman Yogyakarta bersama warga sekitar Pasar Demangan mengikuti Capacity Building Pasar Bebas Plastik. Agenda ini merupakan rangkaian program “Pasar Tradisional Bebas Plastik melalui Pendekatan Keagamaan” hasil kerja sama Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP Aisyiyah dengan Lazismu PP Muhammadiyah.

“Tujuannya sederhana tapi penting, yakni mengajak pengunjung dan pedagang pasar tradisional mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai,” tegas Ketua LLHPB PP Aisyiyah, Rahmawati Husein. Ia menyebut upaya ini bagian dari program Green Aisyiyah—gerakan jihad lingkungan yang harus berlanjut meski pelatihan selesai.

Menurutnya, menjaga pasar dari tumpukan plastik juga bagian dari ibadah. “Dengan semangat Pasarku Tempat Ibadahku, di pasar pun kita beribadah untuk menjaga lingkungan,” ucapnya penuh keyakinan.

Darurat Sampah di Yogyakarta

Pesan senada datang dari Rowiyah, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Yogyakarta. Ia mengingatkan, kota ini masih berstatus darurat sampah. “Bukan hanya organik rumah tangga, tapi juga non-organik seperti plastik. Karena itu, membangun kesadaran di pasar jadi langkah strategis,” jelasnya.

Baca Juga  Rumah Sakit UMM Perkuat Kolaborasi dengan Pemerhati HIV/AIDS di Malang Raya

Rowiyah optimistis, meski langkahnya kecil, kebiasaan membawa tas belanja ramah lingkungan akan tumbuh jadi budaya. “In syaa Allah praktik baik ini akan menjadi pembiasaan diri, sekaligus inspirasi dakwah kepada masyarakat luas,” tambahnya.

Belajar dari Tragedi Sampah

Suasana makin hangat ketika Erwan Widyarto, dari Bidang Lingkungan Hidup ICMI Orwil DIY, tampil sebagai narasumber. Ia menggugah peserta lewat paparan tentang ekonomi sirkular dan ancaman darurat sampah plastik.

“Kita pernah belajar dari tragedi Leuwigajah, Cimahi, 2005. TPA meledak karena gas metana, dua desa tertimbun, 157 jiwa melayang. Itu akibat sampah tak dipilah,” tegas Erwan. Ia menambahkan, banyak TPA di Indonesia kini terancam nasib serupa karena masih mencampur sampah organik dan non-organik.

Bagi Erwan, solusi masa depan ada pada edukasi 3R—Reduce, Reuse, Recycle—dan konsep Zero Waste. “Ekonomi sirkular membuka peluang besar untuk mengelola sumber daya tanpa menambah timbunan sampah,” ujarnya.

Diet Plastik ala Pasar Demangan

Sesi berikutnya dipandu Intan Mustikasari dari Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP Aisyiyah. Ia mengajak peserta berdiskusi dalam kelompok kecil untuk merumuskan strategi diet plastik di pasar.

“Kebiasaan pakai kantong plastik saat belanja masih sulit ditinggalkan. Kita perlu bersama-sama mengajak pedagang dan pembeli beralih ke tas kain atau wadah guna ulang,” tutur Intan. Ia juga menekankan, pendekatan keagamaan bisa menjadi pintu masuk efektif. “Agama mengajarkan kita menjaga alam. Abai pada lingkungan, sama saja mengabaikan amanah Tuhan.”

Baca Juga  UMLA Buka Beasiswa Kader Muhammadiyah dan NU, Segera Daftarkan Diri!

Semangat dari Pasar

Hingga sore hari, sekitar 60 peserta dari Pimpinan Cabang Gondokusuman, ranting-ranting Aisyiyah, LLHPB DIY, dan warga sekitar Pasar Demangan larut dalam diskusi. Tak hanya teori, mereka pulang dengan komitmen membawa tas kain dan mengajak pedagang tak lagi menyediakan plastik sekali pakai.

Bagi para ibu, pasar bukan sekadar tempat belanja, melainkan juga ladang pahala. Pesan Rahmawati kembali terngiang: “Pasarku tempat ibadahku. Dengan menjaga lingkungan, kita juga sedang beribadah.”***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *