Dua Unisma Beda Kiblat: Bekasi Milik Muhammadiyah, Malang Punya Nahdlatul Ulama

Dua Unisma Beda Kiblat: Bekasi Milik Muhammadiyah, Malang Punya Nahdlatul Ulama

MAKLUMAT — Nama Unisma kini punya dua wajah dengan kiblat berbeda. Di Bekasi, Universitas Islam 45 (Unisma) resmi diambil alih Muhammadiyah dan bertransformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Indonesia. Sementara di Malang, Universitas Islam Malang (Unisma Malang) sejak awal berdiri bernafas Ahlussunnah wal Jama’ah dan berada dalam barisan Nahdlatul Ulama (NU).

Unisma Bekasi baru saja bergabung dengan keluarga besar Persyarikatan Muhammadiyah, Selasa (16/9/2025). Sejak awal, Unisma Bekasi hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir saat menyampaikan pidato pada alih kelola Unisma Bekasi di Aula Unisma, Selasa (16/9/2025). Foto:Dok Medkom PP

Dikutip dari laman Unisma Bekasi, kampus seluas 10 hektare ini lahir dari Akademi Pembangunan Desa (APD) yang didirikan oleh Bupati Bekasi saat itu sekaligus Ketua Yayasan Pendidikan Islam “45” Bekasi, H Abdul Fatah. “Sebuah kota akan maju apabila memiliki sumber daya yang cerdas dan mumpuni,” kata Abdul Fatah saat meresmikan APD di Gedung Juang 45 Bekasi.

APD kemudian berkembang menjadi Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi. Dengan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), kampus ini lama menjadi pilihan utama kuliah di Bekasi. Saat ini Unisma Bekasi memiliki tujuh fakultas dengan 21 program studi sarjana dan tiga program magister. Mahasiswa juga bisa memilih jalur kuliah reguler pagi, reguler sore/malam, atau kelas eksekutif/karyawan.

Tak hanya pendidikan, Unisma Bekasi juga menekankan pengembangan minat, bakat, dan kreativitas mahasiswa melalui beragam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dengan slogan Preparing the Future, kampus ini mengusung visi mencetak insan Khairu Ummah yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus berakhlakul karimah.

Baca Juga  Pakar Pendidikan Sholihin Fanani: Pendidikan Barak Militer Bukan Solusi Terbaik untuk Atasi Problematika Anak

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan, transformasi ini bukan sekadar perubahan nama. “Mudah-mudahan dengan ilmu, produktif, gigih, dan semangat membangun peradaban, Unisma bisa bertransformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Indonesia. Bahkan menjadi pusat peradaban dunia yang cerah dan mencerahkan,” ucap Haedar dikutip dari laman Muhammadiyah.

Hal senada diungkapkan Ketua PP Muhammadiyah Muhadjir Effendy. Menurutnya, Unisma Bekasi adalah tonggak baru dakwah Muhammadiyah di kota penyangga Ibu Kota. “Setelah ini Muhammadiyah akan membangun rumah sakit di Kota Bekasi. Kehadiran Muhammadiyah selalu membawa manfaat nyata untuk masyarakat,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari Wali Kota Bekasi Tri Adhianto. Dia berharap hadirnya Muhammadiyah bisa mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bekasi. “Muhammadiyah adalah organisasi internasional yang setiap hadirnya berdampak besar bagi bangsa,” tandasnya.

Unisma Malang, Kebanggaan Nahdlatul Ulama

Sementara itu di Jawa Timur, Universitas Islam Malang (Unisma Malang) berdiri dengan napas berbeda. Kampus ini lahir dari gagasan tokoh, ulama, dan cendekiawan muslim Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Malang. Pada 27 Maret 1981 didirikanlah Yayasan Sunan Giri (kini menjadi Yayasan Universitas Islam Malang) yang kemudian melahirkan Unisma.

Unisma Malang tumbuh dari tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut laman Unisma Malang, Fakultas Tarbiyah menjadi cikal bakal, yang sebelumnya adalah Akademi Pendidikan Ilmu dan Agama Islam (APIA). Sejak 1983, Unisma mendapat status resmi dengan berbagai fakultas: hukum, pertanian, peternakan, teknik, ekonomi, keguruan, dan administrasi. Tahun 2005, kampus ini membuka Fakultas Kedokteran dengan keunggulan riset pada keanekaragaman hayati.

Baca Juga  Wamen Stella Christie Temui UC Berkeley, Bahas Kerja Sama Riset dan Beasiswa

Kini Unisma Malang memiliki lebih dari sepuluh fakultas dan program pascasarjana, termasuk Fakultas Kedokteran yang jadi salah satu unggulan. Selain pendidikan, kampus NU ini juga aktif di bidang kesehatan dengan Rumah Sakit Universitas Islam Malang, serta memiliki laboratorium Ahlussunnah wal Jama’ah dan pondok pesantren Ainul Yaqin.

Kerja sama internasional pun meluas, mulai dari Universitas Kyushu Jepang, Universitas Delhi India, hingga lembaga pendidikan Australia. Unisma Malang benar-benar menjelma menjadi pusat pengembangan ilmu sekaligus penjaga tradisi Aswaja di Malang.

Dua Unisma, Beda Kiblat

Kini, di peta perguruan tinggi nasional, publik semakin mudah membedakan: Unisma Bekasi milik Muhammadiyah, sementara Unisma Malang milik Nahdlatul Ulama (NU). Dua kampus ini sama-sama lahir dari semangat mencerdaskan bangsa, namun dengan karakter, tradisi, dan jalan perjuangan yang berbeda. Unisma Bekasi tumbuh dengan visi Khairu Ummah ala Muhammadiyah, sedangkan Unisma Malang berkembang dengan napas Aswaja NU. Keduanya menjadi bukti bahwa dunia pendidikan Indonesia kaya warna, sekaligus menjadi aset penting dalam membangun peradaban bangsa.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *