MAKLUMAT – Nama Peter Berkowitz kembali menjadi buah bibir netizen di Indonesia. Akademisi asal Amerika Serikat ini menuai sorotan setelah Universitas Indonesia (UI) mengundangnya sebagai pembicara dalam orasi ilmiah pada 23 Agustus 2025 lalu.
Protes publik pun bermunculan karena pandangannya dinilai pro-Israel. Ketua Umum PBNU sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI, Kiai Haji Yahya Cholil Staquf, akhirnya angkat suara dan meminta maaf terbuka melalui akun media sosial X @pada Kamis (18/9/2025).
Berkowitz bukan sosok sembarangan. Diolah Gemini AI dari berbagai sumber*, ia lahir pada 1959. Ia dikenal sebagai intelektual publik, ilmuwan politik, sekaligus pejabat senior pemerintahan Amerika Serikat. Saat ini, ia menjabat sebagai Tad and Dianne Taube Senior Fellow di Hoover Institution, Universitas Stanford. Jejak akademisnya mentereng. Gelar Bachelor of Arts di bidang sastra Inggris diraih dari Swarthmore College. Ia kemudian meraih Master of Arts dalam filsafat di Universitas Ibrani Yerusalem. Karier akademiknya mencapai puncak di Universitas Yale, tempat ia memperoleh Juris Doctor (JD) sekaligus Ph.D. dalam ilmu politik. Berkowitz pernah menjadi dosen di Universitas Harvard (1990–1999) dan Fakultas Hukum Universitas George Mason (1999–2006). Pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump–periode pertama–, ia dipercaya menjadi Direktur Staf Perencanaan Kebijakan di Departemen Luar Negeri AS (2019–2021). Ia juga menjabat sekretaris eksekutif Commission on Unalienable Rights serta penasihat senior Menteri Luar Negeri.
Kiprahnya di dunia akademik ditandai dengan banyak karya tulis. Fokus kajiannya meliputi pemerintahan konstitusional, konservatisme, progresivisme Amerika, pendidikan liberal, hukum, keamanan nasional, hingga politik Timur Tengah.
Beberapa bukunya yang banyak dikutip antara lain Constitutional Conservatism: Liberty, Self-Government, and Political Moderation, Israel and the Struggle over the International Laws of War, Virtue and the Making of Modern Liberalism, serta Nietzsche: The Ethics of an Immoralist.
Selain itu, Berkowitz juga aktif menulis ratusan artikel di berbagai media. Ia rutin mengisi kolom di RealClearPolitics, portal opini politik yang banyak dibaca kalangan akademisi dan praktisi.
Namun, kiprahnya yang luas justru menimbulkan polemik di Indonesia. Kehadiran Berkowitz sebagai pembicara di UI dianggap kontroversial karena rekam jejak pemikirannya soal Israel. Gelombang kritik publik memaksa pihak universitas memberi klarifikasi sekaligus permintaan maaf.
Gus Yahya bahkan pada Kamis (18/9/2025) kembali menegaskan, kelalaian ini menjadi pelajaran penting agar UI lebih hati-hati memilih pembicara di forum resmi.***
*) Sumber berita di atas:
- Profil Resmi di Hoover Institution, Universitas Stanford: https://www.hoover.org/profiles/peter-berkowitz
- Biografi di Departemen Luar Negeri AS (Arsip): https://2017-2021.state.gov/biographies/peter-berkowitz/
- Kolom di RealClearPolitics: https://www.realclearpolitics.com/authors/peter_berkowitz/
Comments