MAKLUMAT – Stok beras di Indonesia rawan menipis jelang akhir tahun 2025. Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) memperingatkan bahwa periode November 2025 hingga Januari 2026 menjadi titik rawan bagi ketersediaan dan harga beras, pangan pokok yang jadi sandaran mayoritas rakyat.
“Produksi padi di tiga bulan itu secara historis selalu lebih rendah dari konsumsi. Maka kita harus siaga mengelola stok dan menjaga harga tetap terkendali,” tegas Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada awak media, Sabtu (20/9).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sepanjang Januari–September 2025, produksi beras nasional tembus 28,22 juta ton atau naik 12,70 persen dibanding periode sama 2024. Dengan konsumsi di angka 23,21 juta ton, Indonesia masih surplus 5,01 juta ton.
Namun surplus ini tidak boleh membuat pemerintah lengah. Rata-rata konsumsi beras bulanan mencapai 2,5 juta ton, sementara pada akhir tahun produksi cenderung menurun.
“Inilah momen krusial. Cadangan pangan pemerintah harus dikelola layaknya rem dan gas agar masyarakat dapat beras dengan harga terjangkau, sekaligus petani tetap terlindungi harga gabahnya,” ujar Arief.
Berdasarkan Panel Harga Pangan per 18 September 2025:
-Zona 1: rata-rata harga beras medium Rp 13.434/kg, sudah di bawah HET
-Zona 2: Rp 14.049/kg, hanya 0,35 persen di atas HET
-Zona 3: Rp 15.976/kg, atau 3,07 persen melampaui HET
“Kita harus terus perkuat koordinasi pusat, daerah, Bulog, hingga pelaku usaha. Data harus dipantau cermat, distribusi dipastikan lancar, dan intervensi segera dilakukan lewat operasi pasar maupun penyerapan hasil panen,” jelasnya.
Arief juga mengingatka, selain stok, tantangan lain adalah inflasi pangan. Januari 2025 sempat tercatat 3,07 persen (year-on-year). Ramadan dan Idulfitri berhasil menekan inflasi hingga 0,57 persen pada Juni. Tetapi Juli–Agustus inflasi kembali naik ke 3,82 persen dan 4,47 persen.
“Fluktuasi ini alarm bagi kita. Intervensi pangan tidak boleh kendor, apalagi di momentum akhir tahun dan awal tahun depan,” pungkas Arief.