Dorong Pendidikan Merata dan Bermutu, Kemendikdasmen Galakkan Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemenuhan Kualifikasi Guru

Dorong Pendidikan Merata dan Bermutu, Kemendikdasmen Galakkan Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemenuhan Kualifikasi Guru

MAKLUMAT — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menandaskan dua kebijakan strategis: pemenuhan kualifikasi akademik S-1/D-4 bagi guru TK dan SD, serta penguatan program wajib belajar 13 tahun yang mengintegrasikan satu tahun prasekolah.

Kebijakan tersebut ditegaskan sebagai upaya untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sekjen Kemendikdasmen, Suharti, menekankan pentingnya pendidikan usia dini sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia.

“Pemenuhan kualifikasi guru PAUD dan SD serta wajib belajar prasekolah menjadi prioritas agar layanan pendidikan semakin merata dan bermutu,” ujarnya dalam dialog bersama media di Jakarta, Sabtu (20/9/2025).

Ratusan Ribu Guru Belum Sarjana

Diketahui, ratusan ribu guru, terutama di jenjang PAUD dan SD, belum memiliki kualifikasi S-1/D-4. Berdasarkan data, sekitar 233 ribu guru belum berkualifikasi S-1/D-4. Artinya, hampir separuh dari total 637.445 guru PAUD formal dan nonformal, belum bergelar sarjana.

Untuk itu, pemerintah menyiapkan program afirmasi dengan bantuan maksimal Rp3 juta per semester per guru. Tahun ini, sebanyak 12.500 guru ditargetkan mengikuti program di 91 LPTK.

Direktur Guru PAUD dan PNF, Suparto, menyebut skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sebagai solusi percepatan studi. Guru berusia 47-55 tahun dapat menyelesaikan studi dalam dua semester, sementara yang lebih muda dapat menempuh studi rata-rata 2-4 semester.

Wajib Belajar 13 Tahun

Selain peningkatan kualifikasi guru, Kemendikdasmen juga menyiapkan Grand Design Wajib Belajar 13 Tahun, yang mencakup sejumlah program. Direktur PAUD, Nia Nurhasanah, menandaskan pentingnya prasekolah bagi anak usia 5–6 tahun.

Baca Juga  Pidato Lengkap Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam Peringatan Hardiknas 2 Mei 2025

Program tersebut, kata Nia, akan mencakup perluasan layanan PAUD, penegerian lembaga, pembangunan sekolah baru, hingga model PAUD-SD satu atap di daerah 3T. “Sejak 2023, kurikulum sudah disesuaikan agar transisi dari PAUD ke SD berlangsung menyenangkan tanpa jarak pembelajaran,” terangnya.

Tak cuma itu, ia menyebut bahwa Kemendikdasmen juga memperkuat pedagogi dengan pendekatan STEM (science, technology, engineering, mathematics), pendidikan agama, bahasa ibu, serta inklusivitas.

Kendati demikian, muncul sejumlah pertanyaan tentang pembiayaan prasekolah dan status guru apabila PAUD dinegerikan. Terkait hal tersebut, pemerintah menegaskan akan terus memperluas akses sembari merumuskan regulasi dan skema pembiayaan.

Nia menekankan, pendidikan bermutu untuk semua yang tengah digalakkan Kemendikdasmen hanya dapat terwujud jika para gurunya berkualitas, terdapat kesetaraan akses bagi seluruh anak bangsa, serta adanya partisipasi publik yang berjalan beriringan.

“Pendidikan bermutu hanya bisa terwujud bila guru berkualitas, akses setara, dan partisipasi publik berjalan beriringan,” tandas Nia.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *