Pengakuan Palestina dan Jalan Baru Diplomasi Dunia

Pengakuan Palestina dan Jalan Baru Diplomasi Dunia

MAKLUMAT — Keputusan Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal untuk mengakui negara Palestina dalam waktu hampir bersamaan bukan hanya peristiwa diplomatik biasa. Ini adalah tanda bahwa peta moral dan politik dunia sedang berubah. Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, sekutu-sekutu tradisional Israel di dunia Barat berani mengambil langkah yang jelas dan terbuka—sebuah pernyataan bahwa ketidakadilan yang terus berlangsung tidak bisa lagi ditoleransi hanya demi stabilitas semu.

Penulis: M. Ishom el-Saha

Pengakuan terhadap Palestina memang tidak menyelesaikan konflik panjang yang telah merenggut ribuan nyawa dan menghancurkan harapan generasi demi generasi. Namun, ia mengembalikan percakapan global kepada akar persoalan: bahwa Palestina adalah bangsa yang telah terlalu lama hidup tanpa pengakuan, tanpa kedaulatan, dan tanpa keadilan. Selama dunia terus menunggu proses damai yang tak kunjung datang, rakyat Palestina tetap terjebak di antara blokade, pendudukan, dan kekerasan tanpa ujung.

Langkah ini juga menunjukkan kerapuhan pendekatan lama yang mengandalkan diplomasi bilateral tanpa tekanan berarti. Sejak Oslo hingga hari ini, dunia terus berharap pada negosiasi yang seolah hanya mengulur waktu. Ketika status quo hanya menguntungkan yang kuat dan menindas yang lemah, maka dunia internasional perlu menegaskan posisinya. Dalam hal ini, pengakuan terhadap Palestina bukanlah keputusan politik semata, melainkan juga sikap moral.

Tentu, tidak semua negara sepakat. Israel bereaksi keras dan menyebut pengakuan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap terorisme. Tetapi pernyataan itu mengabaikan satu hal mendasar: pengakuan terhadap Palestina bukan pengesahan terhadap Hamas atau kekerasan. Sebaliknya, ini adalah penguatan terhadap aktor-aktor moderat Palestina yang selama ini tersisih dalam dinamika kekuasaan, dan yang justru paling rentan kehilangan legitimasi jika dunia terus diam.

Baca Juga  Muhammadiyah Apresiasi Inggris-Prancis Akui Palestina: Titik Balik Keadilan Global

Kita juga tidak bisa menutup mata terhadap realitas politik domestik di negara-negara pengaku. Di Eropa, tekanan publik meningkat seiring dengan memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza. Citra-citra anak-anak kelaparan, rumah sakit yang hancur, dan kota-kota yang luluh lantak telah memaksa masyarakat sipil menuntut aksi nyata dari pemerintah mereka. Dalam konteks inilah, pengakuan Palestina juga mencerminkan tekanan demokratis yang sehat: suara rakyat yang menggugah kebijakan luar negeri.

Bukan Akhir Perjuangan

Namun, pengakuan bukanlah akhir dari perjuangan. Tanpa strategi lanjutan—baik melalui PBB, diplomasi regional, maupun kerangka hukum internasional—pengakuan bisa menjadi simbol kosong. Dunia harus memastikan bahwa langkah ini diikuti dengan dukungan nyata: pendanaan pembangunan, tekanan terhadap permukiman ilegal, perlindungan hak asasi, serta dorongan untuk rekonsiliasi internal Palestina.

Lebih jauh, pengakuan ini membuka peluang untuk mendesain ulang kerangka diplomasi Timur Tengah. Dunia Barat, yang selama ini lebih banyak bersikap reaktif dalam isu ini, kini bisa memainkan peran baru: sebagai fasilitator keadilan, bukan hanya penjaga stabilitas geopolitik. Jika dimanfaatkan dengan bijak, momentum ini bisa menjadi titik balik bagi upaya menciptakan perdamaian yang lebih adil dan berkelanjutan.

Akhirnya, pertanyaan yang harus kita ajukan bukan lagi “apakah Palestina layak diakui?”, melainkan: “mengapa pengakuan itu baru datang sekarang, setelah begitu banyak penderitaan?” Dunia telah terlambat. Tapi belum sepenuhnya kehilangan arah. Jika pengakuan ini menjadi awal dari keberanian moral dan kesadaran kolektif global, maka masih ada harapan untuk keadilan.

Baca Juga  PM Spanyol Minta Negara Anggota NATO Tolak Standar Ganda Terhadap Konflik Gaza

*) Artikel ini sudah naik di laman Kemenag.***

*) Penulis: M. Ishom el-Saha
Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *