STATUS Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden (cawapres) menemani calon presiden (capres) Prabowo Subianto, menunjukkan kepedulian kepada anak muda dan pemimpin muda bukan sekadar jargon. Sebab, Gibran yang merupakan Wali Kota Solo itu memang masih muda.
”Selama ini anak muda hanya menjadi penonton, bahkan pemain cadangan pun tidak dalam Pilpres. Nah, pada 2024, statusnya naik, dari penonton menjadi pemain inti. Itu terwujud melalui mas Gibran,” kata Koordinator Nasional (Kornas) Kawan Gibran Ali Muthohirin setelah rapat konsolidasi Kawan Gibran Jatim di Malang (8/11).
Dia menambahkan, pasangan capres-cawapres lain bisa saja membawa pesan kampanye terkait anak muda, tapi kenyataannya yang benar-benar anak muda adalah Gibran. ”Bagi kami, Pemilu 2024 momentum anak muda jadi pemain inti,” lanjut mahasiswa pascasarjana Universitas Brawijaya Malang itu.
Selama ini, meski jumlah pemilih muda itu banyak, tapi seringkali hanya menjadi objek dalam Pemilu dan Pilpres. Padahal, sesuai Daftar Pemilih Tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Juli 2023, 52 persen pemilih 2024 adalah pemilih muda.
Pemilih berusia 17-30 tahun mencapai 31,23 persen atau sekitar 63,9 juta jiwa, sedangkan pemilih berusia 31-40 tahun sebanyak 20,7 persen atau sekitar 42,4 juta jiwa. ”Harus diakui, Mas Gibran ini representasi tak terbantahkan dari kalangan milenial,” terang Ali Muthohirin.
Meski muda, menurut Ali Muthohirin yang merupakan mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gibran sangat layak. Sebab, dia teruji dengan terpilih sebagai wali kota Solo. ”Prestasinya sebagai wali kota juga bukan kaleng-kaleng,” lanjutnya.
Selama menjadi wali kota Solo, Gibran mampu membawa kota yang dipimpinnya menjadi kota ternyaman di Indonesia versi Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) 2022. Pertumbuhan ekonomi di Solo juga melejit hingga 6,25 persen pada 2023, di atas pertumbuhan rata-rata di Jawa Tengah.
”Jangan lupa, Solo juga menjadi salah satu kota dengan indeks toleransi yang tertinggi di Indonesia. Sebagai wali kota Solo, Mas Gibran benar-benar peduli dengan toleransi umat beragama,” kata alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.
Ya, dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022, Solo berada pada urutan keempat. Itu tidak lepas dari kebijakan Gibran untuk memberikan ruang kepada agama mana pun untuk merayakan hari besar keagamaannya di Kawasan Balai Kota Solo.
Koordinator Wilayah (Korwil) Kawan Gibran Jawa Timur Randi Latu menambahkan, banyak yang meragukan Gibran karena usianya yang masih muda. ”Wajar. Selama ini kita selalu dicekoki dengan narasi anak muda belum siap secara mental. Belum cukup pengalaman,” katanya.
Karena itu, menurut mahasiswa pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut, inilah momentumnya anak muda membuktikan bahwa narasi itu tidak tepat. ”Anak muda sudah siap. Tentu saja, anak muda yang berprestasi seperti Mas Gibran,” terang Randi. (*)
Editor: Mohammad Ilham