Trans Jatim Dongkrak Ekonomi Lokal, DPRD Jatim Dorong Penambahan Armada

Trans Jatim Dongkrak Ekonomi Lokal, DPRD Jatim Dorong Penambahan Armada

MAKLUMAT – Program Bus Trans Jatim terbukti menurunkan risiko kecelakaan lalu lintas, meningkatkan mobilitas warga, sekaligus mendongkrak ekonomi lokal di sekitar koridor. DPRD Jatim pun mendorong penambahan armada busnya..

Pemprov menyiapkan anggaran sekitar Rp700 miliar untuk pembangunan hingga 14 koridor, dari Koridor I sampai VIII yang sudah berjalan, hingga rencana penambahan 6 koridor baru.

Ketua Komisi D DPRD Jatim, Abdul Halim, menegaskan Trans Jatim bukan hanya sekadar layanan transportasi nyaman, tapi juga membawa efek domino bagi keselamatan dan perekonomian masyarakat.

“Setiap hari pengguna Trans Jatim mencapai 22 ribu orang. Itu artinya ada sekitar 11 ribu pengendara motor yang beralih ke transportasi umum,” kata Halim, Senin (22/9/2025).

Data Direktorat Lantas Polda Jatim menunjukkan, 84 persen kecelakaan lalu lintas pada 2023 melibatkan kendaraan roda dua. Dengan semakin banyak warga beralih ke bus, risiko kecelakaan diprediksi bisa ditekan signifikan.

Selain aspek keselamatan, keberadaan Trans Jatim juga memberi multiplier effect. Di sekitar titik parkir dan halte, aktivitas ekonomi warga ikut tumbuh.

“UMKM bisa berkembang, warung kopi hidup, dan ekonomi lokal bergerak,” ungkap politisi Gerindra itu.

Untuk memperkuat layanan, Komisi D tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang transportasi publik terintegrasi. Harapannya, layanan Trans Jatim bisa terkoneksi hingga ke desa-desa melalui feeder yang disiapkan pemerintah kabupaten/kota.

Saat ini, Trans Jatim telah mengoperasikan enam koridor. Pada 27 September 2025, akan dibuka Koridor VII dengan rute Lamongan Selatan–Dukun Gresik hingga Paciran, Lamongan Utara.

Baca Juga  Fraksi PDIP: Direksi Baru Bank Jatim Harus Pulihkan Kepercayaan Publik!

Menyusul kemudian Koridor VIII Malang Raya yang ditargetkan beroperasi November 2025, menghubungkan Terminal Tipe B hingga Kota Batu.

“Malang adalah kota pelajar dengan mobilitas tinggi. Transportasi publik terintegrasi di sana sangat penting. Target akhirnya, semua karesidenan di Jawa Timur memiliki layanan transportasi publik,” jelas Halim.

Ia menambahkan, tingginya animo masyarakat membuat penambahan armada menjadi kebutuhan mendesak.

“Banyak penumpang sudah melebihi kapasitas. Kami akan dorong penambahan armada agar layanan lebih maksimal,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *