Pengamat Unair Ingatkan Perjuangan RUU Perampasan Aset Jangan Cuma di Seremoni

Pengamat Unair Ingatkan Perjuangan RUU Perampasan Aset Jangan Cuma di Seremoni

MAKLUMAT — Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair), Dr Suko Widodo, mengingatkan agar perjuangan mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset tidak berhenti sebagai agenda simbolik belaka. Sebab selama ini sudah sangat banyak sekali gimmick di aktivitas politik yang berlangsung.

Ia menekankan bahwa upaya tersebut harus benar-benar diwujudkan dalam aksi nyata dan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Selain itu, cara yang dipilih dalam perjuangan juga harus relevan. “Cara lama harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, cara baru harus bijaksana,” katanya.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam Dialog Interaktif Pemuda dan Mahasiswa yang digelar DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya, Sabtu pagi (27/9/2025). Acara bertajuk “Sahkan RUU Perampasan Aset: Jalan Menuju Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat” itu berlangsung di Aula Solidaritas, Basecamp Sekretariat DPD PSI Surabaya dan dihadiri oleh puluhan peserta dari kalangan pemuda dan mahasiswa.

Suko menilai bahwa kecenderungan dunia politik masih sering kali masih terjebak dalam seremoni. Baginya, persoalan ini bukan sekadar gaya acara, melainkan mencerminkan bagaimana elite lebih sibuk mengurus simbol dibanding menyentuh kebutuhan riil rakyat. Ia mencontohkan bagaimana sebuah kegiatan yang sederhana bisa berubah menjadi ajang pamer fasilitas yang tidak relevan.

“Kalau ada acara misal panen raya di sawah. Di situ ada baliho, LCD, dan berbagai fasilitas lain yang tidak ada hubungannya dengan sawah. Lha, ini kan salah kaprah,” ujarnya.

Baca Juga  Diaspora Kader Muhammadiyah: Wujud Nyata Kontribusi untuk Bangsa

Selain soal seremoni, ia menekankan bahwa hambatan terbesar bagi pengesahan RUU Perampasan Aset justru datang dari elite yang memiliki kepentingan. Menurutnya, kelompok-kelompok tersebut selama ini mendapat keuntungan dari lemahnya aturan, sehingga keberadaan RUU dianggap sebagai ancaman.

Tentunya, RUU ini sangat berpotensi mengganggu posisi serta kepentingan orang-orang nakal tersebut. “Ada ketakutan dari pihak yang selama ini melindungi tindak pidana dari dalam kekuasaan, dari elit, jika RUU ini disahkan,” tandasnya.

Karena itu, Suko menilai keterlibatan generasi muda menjadi sangat penting. Bagi dia, anak-anak muda sangat punya kekuatan yang cukup. Bukan hanya terlibat dalam diskusi atau perdebatan akademik, melainkan juga untuk mendesak ruang-ruang pengambilan keputusan, aktif dalam organisasi, dan berpartisipasi membangun gerakan sosial yang nyata.

“Bukan hanya soal aturan yang diperjuangkan, tapi rebut kekuasaan. Aktif di berbagai sektor, generasi muda adalah harapan bersama kita,” kata dosen FISIP Unair itu.

Ia kemudian menambahkan bahwa perjuangan membutuhkan perjumpaan yang lebih substansial. Dalam pandangannya, banyak diskusi politik kehilangan makna karena hanya berhenti pada wacana tanpa komitmen untuk menjalankan hasil pembicaraan tersebut.

“Kita harus optimis dengan RUU Perampasan Aset. Nanti soal implementasinya, jelas tugas kita bersama untuk mengawalnya dengan peran masing-masing,” tandas Suko.

*) Penulis: M Habib Muzaki / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *