UMSurabaya dan Singapore Polytechnic Ciptakan Efisiensi Produksi UMKM Lewat Design Thinking

UMSurabaya dan Singapore Polytechnic Ciptakan Efisiensi Produksi UMKM Lewat Design Thinking

MAKLUMAT – Kolaborasi antara Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) dan Singapore Polytechnic kembali terbukti. Melalui pendekatan design thinking, mahasiswa dari kedua kampus berhasil menciptakan beragam inovasi. Hasilnya cukup konkrit, mampu meningkatkan efisiensi produksi dan kebersihan industri pangan lokal.

Program ini menjadi bukti bahwa kerja sama lintas negara dapat melahirkan solusi konkret bagi pelaku UMKM di tingkat akar rumput.

Salah satu hasilnya adalah ventifold, alat penyaring udara berbentuk lipatan fleksibel yang mampu mengurangi asap dan panas di dapur pengasapan ikan. Desain alat ini untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan kerja para perajin tanpa mengubah cara produksi tradisional.

Ventifold menjadi bagian dari inovasi kedua kampus dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) international community service Learning Express (LeX) 2025. Proram ini kerja sama tahunan antara UMSurabaya dan Singapore Polytechnic yang memasuki tahun ketiga.

Program ini melibatkan 60 mahasiswa—masing-masing 30 dari dua kampus—yang bekerja lintas budaya untuk merancang solusi nyata berbasis kebutuhan masyarakat.

Dari Observasi ke Inovasi

Selama sembilan hari pelaksanaan, mahasiswa diterjunkan ke tiga titik pengabdian yang meliputi Kampung Bulak, Kampung Lumpia Genteng, dan Kampung Herbal Candirejo Genteng.

Masing-masing lokasi memiliki tantangan berbeda, mulai dari kebersihan ruang produksi, efisiensi waktu, hingga pengelolaan limbah.

Melalui tahapan design thinking, meliputi sense and sensibility, define, ideation, prototyping, co-creation, hingga gallery walk, mahasiswa melakukan observasi, wawancara, dan uji coba bersama warga untuk menemukan solusi paling relevan.

Baca Juga  Siapkan 30 Ribu Beasiswa untuk Pelajar di SMA/SMK Swasta, Wagub Jatim: Hanya Bagi yang Tidak Mampu

Selain ventifold, mahasiswa dari kedua kampus mengembangkan asap away, sistem ventilasi berbiaya rendah untuk rumah pengasapan ikan tradisional. Satu lagi tura pro, sebuah mesin pembersih kunyit dan bahan jamu dengan fitur penyaringan air dan laci pengumpul hasil tumbukan.

Semua dirancang untuk meningkatkan produktivitas, menjaga kebersihan, dan menekan biaya produksi UMKM.

Belajar Empati dan Kolaborasi

“Mahasiswa tidak hanya belajar mencipta alat, tapi juga berlatih memahami kebutuhan pengguna,” kata Radius Setiyawan, Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Digitalisasi UMSurabaya.

“Pendekatan design thinking membuat mereka menyadari bahwa inovasi paling efektif justru lahir dari empati terhadap pelaku usaha,” jelasnya menambahkan.

Bagi UMSurabaya, Learning Express bukan sekadar ajang akademik, melainkan ruang pembelajaran sosial. Melalui riset lapangan dan kolaborasi lintas budaya, mahasiswa dari Indonesia dan Singapura bekerja sama merancang solusi berbasis konteks lokal.

Laboratorium Sosial di Tengah Kota

Menurut Arin Setyowati, Kepala Lembaga Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat (LRIPM) UMSurabaya, program ini menjadi laboratorium sosial tempat mahasiswa belajar berpikir kreatif dan kolaboratif.

“Design thinking membuat mahasiswa terbiasa menelusuri akar masalah, bukan sekadar menawarkan teknologi. Hasilnya adalah inovasi yang betul-betul bisa dimanfaatkan masyarakat,” ujar Arin.

Selain kegiatan pengabdian, peserta juga mengikuti cultural immersion ke berbagai destinasi Surabaya—seperti Museum Tugu Pahlawan dan Kenjeran Park. Kunjungan ini untuk memahami karakter dan budaya masyarakat setempat.

Baca Juga  Hari Perdamaian Internasional: Ribuan Mahasiswa UMSurabaya Melukis Pesan Damai

Dampak Nyata bagi UMKM Surabaya

Dari dapur pengasapan hingga rumah produksi jamu, inovasi hasil Learning Express mulai membawa perubahan. Udara lebih bersih, proses produksi lebih cepat, dan biaya operasional berkurang.

Kolaborasi antara UMSurabaya dan Singapore Polytechnic membuktikan bahwa pendekatan design thinking mampu menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.