MAKLUMAT – Bandara Internasional San Francisco (SFO), Amerika Serikat, menjadi saksi penahanan jurnalis Muslim dan komentator politik terkemuka asal Inggris, Sami Hamdi, pada Ahad pagi (26/10/2025). Insiden ini memicu reaksi keras dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), yang langsung menyerukan pembebasan segera Hamdi.
Organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat itu menduga penahanan ini bermotif politik. Penyebabnya, kritik vokal Hamdi terhadap genosida Israel di Gaza dan adanya desakan dari ekstremis anti-Muslim pro-Israel, Laura Loomer.
“Penculikan seorang jurnalis Muslim dan komentator politik terkemuka Inggris… karena ia berani mengkritik genosida pemerintah Israel merupakan penghinaan terang-terangan terhadap kebebasan berbicara,” tegas CAIR dalam pernyataan resminya dari Washington, D.C, dikutip pada Rabu (29/10/2025).
Menurut CAIR, penahanan ini adalah sebuah ketidakadilan. “Para pengacara dan mitra kami sedang berupaya mengatasi ketidakadilan ini. Kami menyerukan ICE untuk segera mempertanggungjawabkan dan membebaskan Tuan Hamdi,” lanjut pernyataan tersebut.
CAIR menegaskan bahwa satu-satunya ‘kejahatan’ yang dilakukan Hamdi adalah mengkritik pemerintah asing yang didukung AS. “Bangsa kita harus berhenti menculik para pengkritik pemerintah Israel atas perintah para fanatik Israel First yang tidak waras. Ini adalah kebijakan Israel First, bukan kebijakan America First, dan ini harus diakhiri.”
Penahanan Hamdi terjadi di tengah tur pidatonya di AS, aktivitas yang telah berulang kali ia lakukan sebelumnya. Hamdi dijadwalkan berbicara di gala CAIR Florida malam ini (26/10), setelah sehari sebelumnya (25/10) sukses berbicara di gala tahunan CAIR Sacramento.
Nama Laura Loomer, yang dikenal sebagai ekstremis anti-Muslim, secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas insiden ini. Loomer mengklaim bahwa petugas imigrasi (ICE) bertindak sebagai tanggapan atas tuntutannya, seraya memfitnah Hamdi dengan berbagai teori konspirasi anti-Muslim.
Ini bukan kali pertama Loomer dikaitkan dengan kebijakan kontroversial. CAIR sebelumnya menyoroti klaim Loomer yang mengaku telah berbicara dengan Senator Marco Rubio. Pembicaraan itu diduga berujung pada keputusan Departemen Luar Negeri AS yang menghentikan visa kunjungan bagi anak-anak Palestina dari Gaza yang terluka untuk mencari perawatan medis di AS.
The New York Times melaporkan bahwa Loomer memberi tahu Rubio tentang apa yang disebutnya sebagai ancaman “invasi Islam” terkait kedatangan anak-anak Gaza tersebut.***