Delapan Pokok Pemikiran Hasil Tanwir IMM: Gerakan Intelektual, Reformasi Politik, hingga Krisis Iklim

Delapan Pokok Pemikiran Hasil Tanwir IMM: Gerakan Intelektual, Reformasi Politik, hingga Krisis Iklim

MAKLUMAT — Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merumuskan delapan pokok pemikiran sebagai hasil refleksi Tanwir XXXIII. Delapan poin itu sangat beragam, mulai dari akan lebih mengawal DPR dan pemerintah hingga perluasan gerakan kepemudaan.

Rangkaian agenda Tanwir sendiri sudah dimulai sejak Selasa (28/10/2025) dna akan berlangsung hingga Jumat (31/10/2025). Momen kultural dimulai sejak hari pertama, dilanjutkan pada pembukaan pada esoknya, Rabu (29/10/2025). Sedangkan agenda sidang Tanwir berlangsung pada Kamis (30/10/2025) dan penutupan akan berlangsung di hari terakhir.

Sidang Tanwir sendiri dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE), Kota Malang sejak pagi hingga malam hari, Kamis (29/10/2025).

Adapun delapan pokok pemikiran ini menjadi arah strategis gerakan IMM dalam merespons tantangan kebangsaan. Hasil Tanwir tersebut merupakan bentuk evaluasi dan proyeksi gerakan mahasiswa Muhammadiyah ke depan.

“Delapan pokok pemikiran ini merupakan hasil refleksi kami terhadap situasi kebangsaan nasional,” ujar Sekretaris Jenderal DPP IMM, M Zaki Mubarak.

Dalam rumusan itu, IMM menegaskan delapan pokok pemikiran hasil Tanwir XXXIII sebagai berikut:

Pertama, meneguhkan gerakan intelektual berbasis kerakyatan.

Kedua, mendorong reformasi politik dan regenerasi kepemimpinan nasional.

Ketiga, mengawal DPR dan pemerintah agar melahirkan kebijakan publik yang berpihak pada rakyat.

Keempat, mendorong penyelesaian masalah lingkungan, khususnya terkait krisis iklim dan ekonomi ekstraktif.

Baca Juga  Penjelasan Lengkap dari Majelis Diktilitbang Mengenai Keterlambatan Tukin di UMT

Kelima, memperjuangkan keadilan ekonomi dan pembelaan terhadap kelompok tertinggal.

Keenam, menegakkan independensi lembaga negara dan menguatkan etika politik.

Ketujuh, meningkatkan literasi digital, etika publik, dan kedaulatan informasi.

Kedelapan, memperluas peran pemuda dan menyatukan gerak moral bangsa.

Delapan poin ini merupakan penegasan untuk mengambil peran dalam persoalan yang ada. Tanggung jawab ini akan menjadi landasan bagi setiap langkah yang ditempuh, agar upaya penyelesaian dapat berjalan dengan arah dan tujuan yang jelas.

“Sebagai organisasi mahasiswa yang berciri intelektual, IMM harus mengambil peran signifikan dalam menjawab persoalan-persoalan krusial bangsa,” pungkas Zaki.

*) Penulis: M Habib Muzaki / Ubay NA

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *