MAKLUMAT – Korban jiwa akibat amukan topan Kalmaegi terus bertambah. Hingga Kamis (7/11/2025), Dewan Nasional Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen (NDRRMC) merilis data terbaru: 114 orang tewas dan 127 lainnya masih dalam pencarian.
Ratusan korban tewas—yang seluruhnya masih dalam proses validasi—tersebar di berbagai wilayah. Cebu menjadi wilayah terparah dengan 71 korban jiwa. Disusul Negros Occidental (18 korban), Negros Oriental (12 korban), dan Agusan del Sur (enam korban).
Philippines Declares State of Emergency.
This morning, President Ferdinand Marcos Jr. declared a state of emergency after Typhoon Kalmaegi devastated central Philippines, killing at least 114 people and leaving hundreds missing — the nation’s deadliest disaster this year. pic.twitter.com/SCNRG4YsIl
— Weather Monitor (@WeatherMonitors) November 6, 2025
“Dua korban tewas juga dilaporkan dari Leyte Selatan, serta masing-masing satu dari Antique, Bohol, Capiz, Iloilo, dan Leyte,” papar rilis resmi NDRRMC seperti dilansir Phillipine News Agency dikutip Jumat (7/11/2025).
Presiden Ferdinand Marcos Jr. dilaporkan akun X @WeatherMonitors telah mengumumkan keadaan darurat setelah Topan Kalmaegi menghancurkan Filipina tengah, menewaskan sedikitnya 114 orang dan menyebabkan ratusan orang hilang — bencana paling mematikan di negara itu tahun ini.
Otoritas Filipina hingga kini masih terus menyelidiki penyebab pasti kematian para korban. Selain korban tewas, tim SAR juga masih berpacu dengan waktu mencari 127 orang yang dilaporkan hilang. Sebanyak 65 korban hilang berasal dari Cebu dan 62 lainnya dari Negros Occidental.
NDRRMC turut mencatat 82 orang mengalami luka-luka. Lagi-lagi, korban terbanyak berasal dari Cebu (69 orang), disusul Negros Occidental (tujuh orang), serta masing-masing dua orang dari Leyte dan Surigao del Norte.
Secara keseluruhan, topan dahsyat ini telah memorak-porandakan kehidupan 1.951.546 jiwa (setara 544.081 keluarga). Mereka tersebar di 5.089 desa/kelurahan di delapan wilayah terdampak.
Data terakhir mencatat, 127.827 keluarga kini ditampung di 4.933 pusat evakuasi. Sementara itu, 36.752 keluarga lainnya mendapatkan bantuan darurat di luar posko-posko pengungsian.***